Forum Warga Merdesa Kampung Kaputren Desa Putridalem Bahas Efektivitas PJJ

27 Februari 2021, 19:49 WIB
Forum Warga Merdesa Kampung Kaputren Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, menggelar kegiatan “Nganda” dengan tema “Nyakola di Imah” dengan menghadirkan narasumber dari IPNU-IPPNU Majalengka, Jumat, 26 Februari 2021. /Andra Adyatama/Portal Majalengka

PORTAL MAJALENGKA - Persoalan pendidikan di tengah masa pandemi Covid-19 atau virus corona menjadi persoalan serius. Metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pendidikan secara virtual menjadi opsi di tengah pandemi.

Membatasi proses belajar mengajar dengan dialihkan ke pendidikanbsecara virtual atau PJJ merupakan langkah pemerintah memutus mata rantai Covid-19.

Penerapan pendidikan secara virtual atau PJJ tentu merupakan langkah cepat yang diambil pemerintah. Namun pendidikan secara virtual atau online hanya bisa dinikmati sebagian masyarakat lebih khusus hanya masyarakat perkotaan.

Baca Juga: Seorang Santri Hilang Terseret Arus saat Sedang Mandi di Sungai Mujur

Untuk itu, Forum Warga Merdesa Kampung Kaputren Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, menggelar kegiatan “Nganda” dengan tema “Nyakola di Imah” dengan menghadirkan narasumber dari IPNU-IPPNU Majalengka.

Ketua Forum warga merdesa, Amien Halimi, menjelaskan kegiatan diskusi ini merupakan agenda bulanan dengan berbagai tema yang bergantian.

Pendidikan sangat penting, oleh sebab itu, sambung Amien, perlu ada grand design atau pola pendidikan secara virtual.

Baca Juga: 4.200 Pengurus Bank Sampah Ikuti Pelatihan Pengelolaan Sampah Oleh Kementerian LHK

“Jelas tidak bisa disamaratakan soal pendidikan secara virtual baik kehidupan di pedesaan dan perkotaan. Jadi bahasan dalam diskusi kali ini soal seberapa efektif pendidikan secara virtual,” ujarnya, Jumat (26/2).

Sementara itu, pemateri dalam acara tersebut, Ketua IPPNU Mariya Ulfah dan Ketua IPNU Syifa Nahdllah Saechu menyampaikan studi kasus survei yang dilakukan IPNU Jawa Timur soal persepsi pelajar tentang dampak corona (Covid-19).

Hasilnya, sebanyak 92,29 persen pelajar menginginkan metode belajar daring yang lebih kreatif dan inovatif. Hasil survei juga menunjukkan 92,29 persen pelajar setuju penerapan physical distancing atau menjaga jarak aman dengan orang lain. Sementara 4,79 persen pelajar tidak setuju, dan 2,92 persen menjawab tidak tahu.

Baca Juga: Indonesia Kini Punya Taksi Terbang dengan Rute Bandara Soetta ke 72 Titik Jabodetabek

Sebaliknya, mayoritas pelajar (88,75 persen) menganggap sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) menjenuhkan dan membuat stres. Sementara sebanyak 7,50 persen pelajar menjawab tidak setuju dan 3,75 persen menjawab tidak tahu.

“Hasil survei ini menunjukkan bahwa pelajar Jatim memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap wabah Covid-19,” ujarnya.***

Editor: Husain Ali

Tags

Terkini

Terpopuler