Contoh Khutbah Idul Adha 1445 H: Sejarah Kurban

- 17 Juni 2024, 00:47 WIB
Contoh Khutbah Idul Adha 1445 H: Sejarah Qurban
Contoh Khutbah Idul Adha 1445 H: Sejarah Qurban /Foto ilustrasi/Antara/HO-UMP

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ. فَبَشَّرْنٰهُ بِغُلٰمٍ حَلِيْمٍ. فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ. فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ. وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ. ۙقَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ. اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰۤؤُا الْمُبِيْنُ. وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۖ. سَلٰمٌ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ. كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya: "(Ibrahim berdoa,) 'Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh'. Maka, Kami memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak (Ismail) yang sangat santun. Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, 'Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?' Dia (Ismail) menjawab, 'Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar'. Ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan (untuk melaksanakan perintah Allah), Kami memanggil dia, 'Wahai Ibrahim, sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu'. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar. Kami mengabadikan untuknya (pujian) pada orang-orang yang datang kemudian, 'Salam sejahtera atas Ibrahim'. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang mukmin."

Begitulah tentang kisah seorang ayah dan anak, yang amat mengharukan yang tentunya dapat dijadikan teladan bagi umat manusia tentang bagaimana menaati perintah Allah SWT demi memperoleh rida-Nya. Memang biasanya manusia akan diuji dengan apa yang paling ia cintai dalam hidupnya.

Jika bukan karena iman yang tangguh yang dimiliki oleh Ibrahim dan Ismail maka tentu sangat sulit nurani Ibrahim sebagai seorang ayah mengorbankan putra tercintanya, begitupun Ismail tidak bersedia mempertaruhkan nyawanya. Namun, karena ini adalah perintah Allah SWT dan mereka ingin mendapatkan rida-Nya maka perintah tersebut dilaksanakannya.

Hadirin yang berbahagia,

Makna kurban berasal dari bahasa Arab dari akar kata qaraba-yaqrabu-qurban, artinya dekat atau pendekatan. Melakukan kurban adalah melakukan sesuatu yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, yakni mendekatkan diri kepada tujuan hidup untuk mencapai mardlatillah.

Kecintaan kepada "Ismail" itulah yang kerap membuat iman seseorang goyah atau lemah untuk mendengar dan melaksanakan perintah Allah SWT. Kecintaan kepada "lsmail" yang berlebihan juga akan membuat seseorang menjadi egois, mementingkan diri sendiri, dan serakah tidak mengenal batas kemanusiaan.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Pelajaran yang sangat berharga adalah dengan melihat keteladanan pengorbanan yang telah ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim AS. Apapun lsmail kita, apapun yang kita cintai, jangan sampai membuat kita lupa akan tujuan hidup yang hakiki, yaitu memperoleh rida Allah SWT, karena dalam rida-Nya lah kita akan memperoleh kebahagiaan sejati, kebahagiaan yang kekal dan abadi, seperti yang dikatakan kaum Sufi, "Ya Illahi anta maqsudi wa ridlaka mathlubi (Ya Tuhanku, Engkaulah tujuanku dan rida-Mu lah yang kucari)."

Baca Juga: Varietas Lokal Mangga Keraton Yogyakarta Terdaftar di Pusat PVTPP, Upaya Kementan Lindungi Buah Indonesia

Hadirin yang berbahagia,

Demikianlah khutbah Idul Adha kali ini. Untuk menguatkan keimanan kita agar menjadi orang yang ikhlas, marilah kita memanjatkan do’a kehadirat Allah SwT. Dan kita yakin do’a ini akan diamini para malaikat juga akan dikabulkan Allah SwT. 

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Halaman:

Editor: Husain Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah