PORTAL MAJALENGKA - Pengkhianat dalam sebuah perjuangan kerap ditemui termasuk pada masa Kerajaan Pajajaran. Pajajaran yang sempat menjadi kerajaan makmur atas perjuangan Prabu Siliwangi terdahulu pun harus runtuh dengan salah satu penyebabnya adalah pengkhianatan.
Hal ini terjadi saat Pajajaran dipimpin oleh Prabu Raga Mulya atau Prabu Pucuk Umun sebagai penerus Pajajaran yang terakhir. Dilansir dari buku Pakuan Pajajaran di Tengah Pusaran Sejarah Dunia (2010:418), Pajajaran telah menjadi kerajaan dengan wilayah kecil pasca diserbu oleh Banten pada saat Sultan Hasanuddin berkuasa.
Saat itu Pajajaran masih berdiri meskipun dengan wilayah yang kecil dan berpindah ke wilayah Pandeglang saat ini. Pajajaran dipimpin oleh raja baru yakni Prabu Pucuk Umun atau Prabu Raga Mulya yang sempat menjalankan tampuk pemerintahannya selama 12 tahun.
Baca Juga: Peristiwa di Balik Kehancuran Benteng Pajajaran yang Terkenal Kuat, Tak Disangka Ini Penyebabnya
12 Tahun tersebut terhitung dari tahun 1567 sampai 1579 M sebelum akhirnya Pajajaran benar-benar dinyatakan runtuh. Dalam perjalanannya, Pajajaran dengan rajanya Prabu Pucuk Umun harus menelan pil pahit karena sebuah pengkhianatan yang dulakukan oleh seorang komandan.
Komandan tersebut bertugas menjaga gerbang atau pintu masuk istana yang seharusnya dijaga dengan sekuat mungkin. Dalam kenyataannya, amarah sang komandan yang tak disebutkan namanya dalam buku ini harus melakukan tindakan yang tak seharusnya.
Rupanya selain memiliki amarah kepada Prabu Raga Mulya, ia pun merupakan saudara dari Ki Jongjo yang menjadi orang kepercayaan Sultan Maulana Yusuf dari Banten. Amarah yang timbul dari komandan tersebut disebabkan oleh rasa sakit hati karena ia tak diberikan kenaikan pangkat oleh Prabu Pucuk Umun.
Tanpa pikir panjang ia pun membuka gerbang Pajajaran dari dalam, saat penyerangan yang dilakukan Sultan Maulana Yusuf dari Banten berlangsung. Keadaan yang tak diduga tersebut membuat pasukan Pajajaran tak berdaya. Sampai akhirnya sebuah benda diboyong ke Banten sebagai simbol bahwa Pajajaran telah runtuh.