Tradisi Walimatussafar sebelum Ibadah Haji, Ini Makna dan Sejarahnya

- 27 Mei 2023, 11:27 WIB
Ilustrasi. Tradisi Walimatussafar sebelum Ibadah Haji, Ini Makna dan Sejarahnya
Ilustrasi. Tradisi Walimatussafar sebelum Ibadah Haji, Ini Makna dan Sejarahnya /Zawai Rahim/Pexels.com

PORTAL MAJALENGKA - Indonesia memiliki banyak sekali tradisi perayaan. Mulai dari merayakan hari pernikahan, menyambut bulan suci Ramadhan, menyambut Hari Raya dan masih banyak lagi. Salah satunya lagi ketika hendak berangkat ibadah haji, yang dinamakan tradisi Walimatussafar.

Walimatussafar merupakan tradisi atau acara perayaan yang diadakan sebelum melakukan perjalanan ibadah haji. Acara perayaan ini biasanya dihadiri keluarga, kerabat, sahabat dan tetangga sekitar orang yang akan pergi haji.

Dalam pengertiannya secara bahasa, Walimatussafar terdiri dari dua kata. Yaitu Walimah yang berarti mengadakan jamuan atau kenduri, sedangkan Safar memiliki arti bepergian atau perjalanan.

Baca Juga: Maman Imanulhaq: Biaya Haji Paling Rasional di Angka Rp 50 Juta

Oleh karena itu Walimatussafar dapat diartikan sebagai acara syukuran sekaligus juga momen pamitan ibadah haji sebelum berangkat ke tanah suci.

Perayaan Walimatussafar sendiri biasanya diisi dengan membaca doa bersama. Kemudian sembari diselingi dengan taushiyah terkait dengan ibadah haji dan juga sekaligus memberikan hidangan untuk para tanu undangan.

Sejarah Walimatussafar di Indonesia

Istilah Walimatussafar sendiri muncul pada kisaran tahun 1970-an di daerah perkotaan seperti Jakarta dan dijadikan acara syukuran pengajian sebelum melakukan ibadah haji.

Baca Juga: ASNAWI DAY! Berikut Prediksi dan Jadwal Live Streaming Jeonnam Dragons vs Cheonan City

Dikutip dari laman NU Online, sebenarnya tradisi yang sama seperti Walimatussafar itu sudah ada semenjak zaman kolonial. Kala itu sudah diadakan acara perpisahan untuk saling memaafkan antara calon jemaah haji dengan keluarga hingga para tetangga.

Hal tersebut dilakukan karena hanya sedikit orang yang bisa kembali pulang ke tanah air akibat meninggal dunia di perjalanan. Pasalnya, kala itu ibadah haji masih hanya menggunakan jalur laut dan bisa memakan waktu hingga 6 bulan bahkan bertahun-tahun.

Tradisi perpisahan di zaman kolonial ini kemudian diadaptasi dan berlangsung hingga saat ini sebagai bentuk rasa syukur dan permohonan doa untuk keselamatan selama menjalankan ibadah haji.

Baca Juga: Asal-usul Desa Tugu Sliyeg Kabupaten Indramayu, Bukti Perjuangan Nyi Ayu Lapda Kriya yang Sakti

Hukum melaksanakan Walimatussafar sendiri tidak tertulis dalam Alquran ataupun dianjurkan dalam Sunnah. Akan tetapi acara Walimatussafar merupakan hal yang baik dalam rangka melaksanakan ibadah haji. Karena tradisi ini diisi dengan membaca ayat-ayat Alquran, sholawat dan mendoakan jamaah haji agar diberi keselamatan.***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Husain Ali

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x