Di bagian pojok masjid, terdapat diorama kompleks Masjid Kuno Bondan. Dari sini, bisa diketahui bahwa bagian depan ini dulunya masih sama dengan bagian utamanya, yakni berbahan kayu.
Namun, proses renovasi membuat bagian depan masjid dibongkar seluruhnya. Hal tersebut mengakibatkan perbedaan yang jomplang pada masjid ini.
Di mana bagian depannya merupakan bangunan baru dengan bahan dasar tembok beton, sementara bagian belakang atau utama masjid merupakan bangunan kuno yang terbuat dari kayu dan berbentuk panggung.
Masjid ini sendiri sudah mengalami renovasi sebanyak 3 kali, yakni pada tahun 1965, 1979, dan 1992.
Usai mendirikan masjid, Syekh Datul Kahfi membuat bedug dari kayu Sidaguri, yang konon bila ditabuh bisa terdengar sampai Cirebon. Sayang, bedugnya telah hilang entah ke mana.
Bangunan utama ini selamat dari pembongkaran, karena sudah didaftarkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten, dan ditetapkan sebagai cagar budaya.
Masjid ini pun punya sebutan lain, yakni Masjid Sapu Angin dan Masjid Darus Sajidin Bondan Barat.
Setiap tahun, selalu ada saja pelancong yang datang ke masjid ini untuk berburu malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan, baik itu dari wilayah Indramayu, Cirebon, Sumatera, hingga Kalimantan. ***