Dibangun Guru Sunan Gunung Jati, Masjid Sapu Angin Jadi Semalam, Tetap Kokoh di Usia 600 Tahun

- 22 Maret 2023, 16:05 WIB
Dibangun Guru Sunan Gunung Jati, Masjid Sapu Angin Jadi Semalam, di Usia 600 Tahun Tetap Kokoh
Dibangun Guru Sunan Gunung Jati, Masjid Sapu Angin Jadi Semalam, di Usia 600 Tahun Tetap Kokoh /Tangkapan layar Youtube Cirebon Heritage.

PORTAL MAJALAENGKA - Masjid Sapu Angin di Indramayu memiliki sejarah panjang yang dibangun oleh Syekh Nurjati guru Sunan Gunung Jati. 

Masjid ini ceritanya dibangun hanya satu malam, namun sampai usia sekarang 600 tahun kondisinya masih kokoh.

Namanya Masjid Bondan atau juga nama lain Masjid Sapu Angin berada di Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang.

Baca Juga: Putra Sunan Gunung Jati, Kapal Pangeran Jaya Kelana Dihantam Ombak di Tengah Laut

Dikutip Portal Majalengka dari Youtube Cirebon Heritage berjudul Masjid Kuno Bondan, Lebih Tua dari Cirebon dan Indramayu yang diposting 20 April 2021.

Berdasarkan informasi, Masjid Sapu Angin ini dibangun sebelum adanya Cirebon dan Indramayu.

Masjid dibangun sekitar tahun 1414 Masehi oleh Syekh Datul Kahfi atau Syekh Nurjati, yang merupakan guru dari Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: Link Live Streaming Sidang Isbat 1 Ramadhan 1444 Hijriyah, Dapat Disaksikan di Televisi Maupun Youtube

Tujuan pembangunan masjid oleh Syekh Datul Kahfi, sebagai pusat penyebaran agama Islam di wilayah tersebut.

Dakwah Syekh Nurjati telah dilakukan sebelum berdirinya Cirebon dan Indramayu sebagai sebuah kerajaan atau daerah.

Saat itu, Indramayu dan Cirebon masih berupa hutan yang sangat minim permukiman yang dihuni oleh masyarakat.

Baca Juga: Silsilah Sunan Gunung Jati dari Pihak Ibu: Prabu Siliwangi sampai Maharaja Adi Mulya

Masjid ini dibangun di dekat bantaran Sungai Cimanuk. Menurut cerita, masjid ini dibangun hanya satu malam saja oleh Syekh Nurjati.

Secara fisik, masjid ini terbagi dalam dua bagian, yakni depan yang merupakan bangunan baru hasil renovasi.

Sedangkan kedua bbagian utama masjid yang masih asli.

Semuanya terbuat dari kayu jati, baik atap, dinding, hingga lantainya. Uniknya, masjid ini berbentuk panggung.

Di bagian utama masjid mempunyai ukuran yang cukup kecil, hanya sekitar 9x9 meter.

Bagian depan masjid terdapat semacam lubang angin menyerupai bintang. Filosofinya adalah menunjukkan jumlah rukun Islam, yakni lima.

Sementara bagian sisi kiri dan kanan dindingnya, terdapat jendela sederhana tanpa kaca maupun daun jendela.

Di bagian pojok masjid, terdapat diorama kompleks Masjid Kuno Bondan. Dari sini, bisa diketahui bahwa bagian depan ini dulunya masih sama dengan bagian utamanya, yakni berbahan kayu.

Namun, proses renovasi membuat bagian depan masjid dibongkar seluruhnya. Hal tersebut mengakibatkan perbedaan yang jomplang pada masjid ini.

Di mana bagian depannya merupakan bangunan baru dengan bahan dasar tembok beton, sementara bagian belakang atau utama masjid merupakan bangunan kuno yang terbuat dari kayu dan berbentuk panggung.

Masjid ini sendiri sudah mengalami renovasi sebanyak 3 kali, yakni pada tahun 1965, 1979, dan 1992.

Usai mendirikan masjid, Syekh Datul Kahfi membuat bedug dari kayu Sidaguri, yang konon bila ditabuh bisa terdengar sampai Cirebon. Sayang, bedugnya telah hilang entah ke mana.

Bangunan utama ini selamat dari pembongkaran, karena sudah didaftarkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten, dan ditetapkan sebagai cagar budaya.

Masjid ini pun punya sebutan lain, yakni Masjid Sapu Angin dan Masjid Darus Sajidin Bondan Barat.

Setiap tahun, selalu ada saja pelancong yang datang ke masjid ini untuk berburu malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan, baik itu dari wilayah Indramayu, Cirebon, Sumatera, hingga Kalimantan. ***

Editor: Muhammad Ayus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x