PORTAL MAJALENGKA - Mendapat julukan kota wali, sejarah Cirebon tidak terlepas dari nama besar Sunan Gunung Jati.
Sunan Gunung Jati merupakan salah satu dari dewan wali dari sembilan wali atau walisongo yang ada di tanah Jawa yang tinggal di Cirebon.
Namun, menurut beberapa sumber sejarah yang ada sebelum Sunan Gunung Jati menjadi Sultan di Kesultanan Cirebon, sudah lebih dahulu ada Ki Gede Alang Alang.
Baca Juga: GAJI NAIK, Masih Dibuka Pendaftaran PPS di KPU Kabupaten Majalengka dan Kabupaten/Kota Se-Indonesia
Berikut sejarah asal-usul berdirinya Cirebon sebelum datang Sunan Gunung Jati ke tanah Jawa, dilansir Portal Majalengka - Pikiran Rakyat dari berbagai sumber.
Berawal dari pedukuhan di pesisir pantai Cirebon dan terdiri dari masyarakat yang beragam, pada masa itu Cirebon merupakan daerah yang belum banyak dihuni masyarakat.
Dalam Babad Cirebon dikisahkan bagaimana proses babad alas Cirebon yang dilakukan oleh Ki Danusela atau Ki Gede Alang Alang.
Baca Juga: BERAPA GAJI PPK, PPS, KPPS, Panwascam, PKD dan Pengawas TPS di Pemilu 2024
Dalam membabad alas Cirebon Ki Gede Alang Alang dibantu oleh Pangeran Cakrabuana atau Pangeran Walangsungsang.
Pangeran Walangsungsang sendiri merupakan putra dari Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maha Raja yang saat itu memimpin atau menjadi Raja di Kerajaan Pajajaran.
Kemudian Cirebon berkembang menjadi daerah yang maju dan memiliki kekuasaan yang dipimpin Ki Gede Alang Alang yang dibantu oleh Pangeran Walangsungsang.
Ki Gede Alang-Alang adalah julukan bagi tokoh pendiri Cirebon yang bernama Bramacari Siramarna atau Ki Danusela.
Dijuluki Ki Gede Alang Alang karena yang bersangkutan sukses membuat daerah yang sebelumnya berupa alang-alang atau rerumputan yang tidak terurus menjadi sebuah desa atau padukuhan yang ramai.
Menurut versi lain yaitu menurut kisah yang dituliskan dalam Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, Ki Gede Alang-Alang adalah nama lain dari Ki Danusela adik dari Ki Danuarsih, penguasa Cirebon Girang.
Desa atau Padukuhan yang didirikan Ki Gede Alang-Alang itu kelak dikenal dengan nama Caruban atau Cirebon.
Baca Juga: MASA Kejayaan Sunan Gunung Jati, Pewaris Takhta Pangeran Cakrabuana dan Prabu Siliwangi
Menurut Naskah Kuningan, Bramacari Siramarna adalah Kuwu Cirebon ke I, merupakan anak dari Lantera Wala/Lentera Wulan.
Selain dikenal sebagai Kuwu Cirebon I, Ki Gede Alang-Alang juga dikenal sebagai kepala Pelabuhan atyau Syahbandar Pelabuhan Muara Jati.
Ki Gede Alang-Alang memiliki seorang putri yang bernama Kencana Larang atau Nyi Mangusari, putri itu kelak menikah dengan Pangeran Walangsungsang.
Baca Juga: MIRIS!! Diduga Ada Penyelewengan Bantuan Penanganan Gempa Bumi Cianjur
Pada mulanya Ki Gede Alang-Alang penyembah berhala, tapi selepas berkenalan dengan Walangsungsang dia menjadi tertarik pada agama Islam.
Kala itu Pangerang Walangsungsang menggunakan nama Abdullah Iman, ia menyembunyikan jati dirinya sebagai anak Raja Pajajaran.
Singkat cerita, Abdullah Iman lebih memilih menjadi manusia biasa dan berprofesi sebagai nelayan pencari rebon dan pembuat terasi.
Baca Juga: PRABU SILIWANGI MURKA, Kakek Sunan Gunung Jati Kutuk Prajuritnya Jadi Ikan Dewa
Setelah beberapa lama berkenalan dengan Abdullah Iman, serta mengetahui ketinggian ahlak dan budi pekertinya, Ki Gede Alang Alang semakin mantap dengan pemuda itu.
Dan pada akhirnya Ki Gedeng Alang Alang menikahkan putrinya dengan Abdullah Iman atau Pangeran Walangsungsang, yang kelak menjadi pemimpin di Cirebon sebelum diserahkan pada keponakannya Sunan Gunung Jati.
Itulah sedikit kisah sejarah tentang asal-usul kota Cirebon atau yang sekarang mendapatkan julukan kota wali. *
Sumber: Berbagai Sumber