PORTAL MAJALENGKA - Pandangan masyarakat Jawa mengenai sedulur papat lima pancer banyak yang meyakini bahwa sedulur papat atau saudara empat yang dimaksud adalah sosok malaikat.
Sosok malaikat atau sedulur papat ditugaskan Allah untuk menjaga lima pancer yang berarti diri manusia.
Umumnya sedulur papat lima pancer dalam pandangan masyarakat jawa untuk sedulur papat dilambangkan berupa air ketuban, plasenta, darah, dan pusar. Sementara yang kelima disebut pancer adalah bayi atau diri manusianya.
Baca Juga: DEBAT SENGIT, Sunan Gunung Jati dengan Syekh Siti Jenar, Argumen Tingkat Tinggi Sunan Kalijaga
Mengenai sedulur papat lima pancer juga disinggung Sunan Kalijaga dalam kidung marmati, dalam syairnya menyebut bahwa yang dimaksud sedulur papat atau saudara empat adalah aluamah, supiyah, amarah, dan mutmainah. Sedangkan yang kelima sebagai pancer adalah diri manusia itu sendiri.
Penamaan sedulur papat yang digunakan Sunan Kalijaga sama dengan istilah nafs atau nafsu manusia yang terdapat dalam ajaran Islam. Keempat sedulur tersebut digambarkan sebagai berikut:
Sedulur amarah menggambarkan nafsu yang berkaitan dengan emosi, kekuasaan, tahta, dan lainnya. Nafsu ini jika kita tidak terkendali mengakibatkan manusia menjadi mudah marah, serakah, sombong, dan lainnya.
Baca Juga: Gedung Bappelitbang di Area Balai Kota Bandung Terbakar Hebat, Asap Membumbung Tinggi
Hal sebaliknya jika nafsu ini terkendali bisa menjadikan manusia berani menegakkan kebenaran atau nahi munkar.