Network
PORTAL MAJALENGKA - Misteri hilangnya cincin Abu Nawas, mampu sadarkan orang-orang yang suka mengeluh.
Bukan hanya seorang pujangga Arab dan tokoh sufi yang terkenal pada zamannya, Abu Nawas juga merupakan sosok yang alim.
Kecerdasan dan kecerdikannya membuat orang lain terkagum-kagum pada sosok Abu Nawas.
Baca Juga: Abu Nawas Nekat! Jual Raja Harun Ar Rasyid kepada Orang Badui Penjual Budak
Tak jarang pula orang-orang meminta pendapat dan nasihat akan permasalahan yang dihadapinya.
Dalam sebuah kisahnya pada hari itu Abu Nawas merasa sudah tidak nyaman duduk di warung tempat ia biasa nongkrong.
Hal ini dikarenakan setiap Abu Nawas menikmati secangkir kopi di warung tersebut beberapa orang yang duduk di warung itu saling mengeluh dengan segala permasalahan yang dialaminya.
Baca Juga: 6 Tempat Angker di Pemalang, Salah Satunya Ada Mitos 3 Kerajaan Gaib, Simak Yuk!
Yang lebih membuat Abu Nawas tidak suka karena orang-orang tersebut cenderung menyalahkan pihak lain atas permasalahan yang dialaminya.
Saat itu ada yang mengeluh dan berkata, "Gara-gara dia usahaku jadi gagal."
Ada pula yang berkata, "Semenjak ada toko sebelah, daganganku jadi sepi."
Baca Juga: Inilah 5 Tempat Angker di Sumedang, Salah Satunya Dihuni Ular Gaib
Pada intinya orang-orang itu tidak ingin introspeksi diri dan lebih suka menyalahkan pihak lain.
Sebenarnya Abu Nawas berniat menegur orang-orang itu. Tapi ia berpikir jika dengan cara langsung itu tidak akan menyadarkan mereka. Justru akan membuat orang-orang tersebut marah.
"Orang dirinya sendiri yang punya masalah malah orang lain yang disalahkan," gerutu Abu Nawas dalam hati.
Baca Juga: Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Berikut Hukum dan Tata Cara Salat Gerhana Bulan
Lalu, ia pun buru-buru meninggalkan warung tersebut tersebut. Setibanya di rumah Abu Nawas memikirkan bagaimana caranya menyadarkan mereka.
Beberapa saat kemudian Abu Nawas mendapatkan ide. Tanpa menunggu lama siang itu juga Abu Nawas langsung kembali ke warung tersebut.
Sesampainya di warung, Abu Nawas tampak seperti orang kebingungan yang sedang mencari sesuatu. Ia berjalan ke sana ke mari sambil menundukkan pandangannya ke bawah.
Baca Juga: Bunyikan Klakson Tidak Sembarangan, Begini Etika Penggunaan Klakson yang Perlu Kamu Ketahui
Melihat sikap Abu Nawas itu orang-orang yang nongkrong di warung menghampirinya. Lalu, salah satu dari mereka bertanya kepada Abu Nawas.
"Hai Abu Nawas apa yang sedang kau lakukan?," kata salah satu dari mereka.
"Saya sedang mencari cincin yang jatuh," jawab Abu Nawas.
Baca Juga: FAKTA IBU BUANG BAYI di Toilet Pabrik PT Shoetown Ligung Indonesia, Sudah Bersuami?
Karena merasa iba mereka pun lalu membantu Abu Nawas mencarinya di sekitaran warung tersebut.
Setelah sekian lama mereka mondar-mandir ke sana ke mari cincin belum juga ditemukan. Akhirnya salah satu dari mereka bertanya kepada Abu Nawas.
"Abu Nawas memangnya cincin mu itu kira-kira jatuhnya di mana?," kata salah satu dari mereka.
Baca Juga: INILAH Cara Pasang STB Mudah dan Praktis, Anda Sendiri Pasti Bisa
"Seinget saya sih cincin itu jatuh di dalam rumah," jawab Abu Nawas singkat.
Mendengar jawaban Abu Nawas, seketika itu orang-orang yang sedang ikut membantu mencari cincin langsung berhenti.
Bahkan tak sedikit dari mereka yang merasa marah dan langsung kembali duduk di warung.
Baca Juga: Fenomena 3 November Tengah Hari Lebih Cepat dari Biasanya, Begini Sebab dan Dampaknya
"Hai Abu Nawas jika cincin mu jatuh di dalam rumah, ngapain kamu mencarinya di luar rumah?," ucap salah satu dari mereka dengan kesal.
Abu Nawas tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Ia lalu menghela napas dan segera memberikan jawaban kepada mereka.
"Wahai saudara-saudaraku, bukankah kita sering melakukan itu terkadang ketika kita kena masalah bukanya intropeksi ke dalam tapi malah mencari penyebabnya di luar. Bahkan kita menyalahkan pihak lain saat ditimpa masalah dan menjadikan orang-orang di luar kita sebagai penyebabnya," terang Abu Nawas.
Mendengar jawaban Abu Nawas, seketika itu mereka pun salah tingkah menahan malu.
Mereka merasa bahwa ucapan Abu Nawas itu menyindir. Namun dengan cara yang halus mereka pun akhirnya menyadari untuk apa menyalahkan orang lain atas kegagalan atau permasalahan tengah dialami.
Itulah kisah Abu Nawas yang menyadarkan para warga dengan perilakunya. Semoga kisah ini bermanfaat.***
