"Hehe iya Gus Alhamdulillah," ujarnya sembari menutupi rasa kaget.
Baca Juga: Puluhan Petugas Lapas Majalengka Dibekali Ilmu Bongkar Pasang Senjata Api
Setelah sekitar 1 jam berbincang, Imam berniat pamit menuju tempat kerjanya di bilangan Kedoya Jakarta Barat. Saat hendak pergi itulah, Gus Dur tiba-tiba mengatakan sesuatu kepadanya.
"Saya bisa bareng diantar ke Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Tanah Abang sambil mencoba mobil baru nggak?," ujar Gus Dur.
"Bisa Gus, monggo saya antar," jawab Imam.
Baca Juga: UPDATE Kasus Tragedi Kanjuruhan, Ketua Umum PSSI Iwan Bule Segera Diperiksa
tapi sampeyan nggak tahu kantor csis kan Hehehe sahut Gus Dur lagi
Imam membenarkan analisa Gus Dur sekaligus yakin kalau sang Kiai bakal memandu selama perjalanan nanti.
Namun tak disangka, hanya beberapa menit di dalam mobil, Gus Dur duduk di kursi depan sambil tertidur di samping Imam. Yang mengherankan, di setiap persimpangan jalan atau lampu merah Gus Dur memberikan instruksi arah menuju kantor CSIS meski matanya menutup rapat.
Baca Juga: Bansos BPNT Oktober Cair Rp200.000, Buruan Cek Nama Kalian di Cekbansos.kemensos.go.id