Abu Nawas pun setuju dengan usulan tersebut, lalu dia pergi ke pasar membeli buah anggur terbaik untuk dibawanya ke hadapan Tuhan Hakim
Setelah Abu Nawas tiba di istana, seperti biasa Tuan Hakim menyambutnya dengan hangat. Kemudian Abu Nawas mempersembahkan buah anggur yang baru saja dibelinya di pasar.
Namun hadiah tersebut tidak berhasil memikat Tuan Hakim. Tuan Hakim justru beranggapan bahwa Abu Nawas menghinanya.
“Kamu tahu kan kalau saya paling benci dengan buah anggur,” kata tuan Hakim penuh emosi.
Dia pun menyuruh para pengawal untuk melempari kepala dan muka Abu Nawas dengan buah anggur yang dibawanya ke istana itu.
Setiap kali buah anggur mengenai dirinya, Abu Nawas selalu berkata “Alhamdulillah”.
Melihat hal itu Tuan Hakim merasa heran, lalu dia bertanya kepada Abu Nawas. “Kenapa kau mengucapkan Alhamdulillah, padahal aku sedang menghukum kamu,” tegas hakim.
“Sebab pada awalnya aku akan membawa satu keranjang buah nanas, untungnya ada temanku yang menyarankan supaya membawa buah anggur saja. Coba kalau yang dilempar adalah buah nanas tentu akan membuat kepalaku memar dan hidungku patah. Bagaimana aku tidak bersyukur kepada Allah atas keselamatanku,” jelasnya.