Dan karya yang kedua yaitu Al-Matsnawi (yang terdiri dari 25.700 bait). Meruoakan satu Manzhumah yang diatur dalam satu wazn, dharb, dan qafiyah-nya. Dalam bahasa Arab dinamakan dengan istilah Al-Muzdawij.
Penulisan "Al-Matsnawi" sendiri menghabiskan waktu 13 tahun. Di dalamnya terhimpun bercampur kisah-kisah kepahlawanan, kisah-kisah yang lain dan perenungan filsafat yanh dimaksudkan sebagai usaha menggambarkan sosok sufisme dan penafsirannya.
Baca Juga: Kewalian Sunan Gunung Jati Mampu Menghipnotis Prabu Siliwangi dan Membuat Penduduk Istana Terkejut
Pada zaman "Sang Penyair" adalah zaman yang paling pahit dalam sejarah manusia, dimana pada masa itu adalah abad yang menjadi saksi penyerangan tentara Moghul menghancurkan dunia Islam.
Meskipun Rumi hidup dekat dengan panggung sejarah itu, ia mampu menghasilkan karya sastra yang sangat baik.
Filsafat "Al-Matsnawi" terdiri atas ajaran-ajaran sufi yang diungkapkannya dengan bahasa yang membangkitkan jiwa.
Baca Juga: SUMPAH SERAPAH Kakek Tua Terhadap Abu Nawas
Tasawuf bukan tasawuf negatif yang meninggalkan kehidupan dan segala isinya; menganjurkan penghindaran diri atas dunia dan menggolongkannya sebagai kejelekan.
Tasawufnya merupakan gabungan antara filsafat dan hikmah praktis, tasawuf konstruktif yang unsur-unsurnya bersumber dari manusia serta pendalaman problem-problem ruhani dan problem praktis.
Ia tasawuf yang peringkat tertingginya adalah penggabungan antara pemikiran dan amal.