Rumah orang tuanya menjadi tempat berkumpulnya para ulama dan pembesar negara Mesir. Di dalam rumah tersebut terdapat simpanan-simpanan buku sejarah yang nilainya sangat tinggi dan buku-buku tersebut dimanfaatkan oleh Al-Jabarti.
Bukunya yang berjudul "Aja'ib Al-Atsar" merupakan sebuah gambaran yang benar dan hidup untuk zaman ketika ia hidup.
Baca Juga: Baku Tembak Bharada E dengan Brigadir J Hanya Akal-akalan Irjen Ferdy Sambo
Ia merekap peristiwa dari hari demi hari. Ia menghukumi peristiwa-peristiwa dan problem-problem masyarakat dengan hukum akal yang benar. Buku-buku itu begitu hidup, karena isinya berkaitan langsung dengan peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Al-Jabarti dapat dikatakan sebagai seorang sejarawan yang dengan sadar menghidupkan kembali ilmu sejarah (historiografi) Arab-Islam di Mesir.
Pada masa pemerintahan kerajaan Ottoman atau Utsmani di Arab (1517-1922 M) yang berpusat di Istanbul Turki.
Baca Juga: PENTING DIKETAHUI! Ikan Channa dengan Istilah-istilahnya, Pemula Jangan Gagal Paham
Buku-buku sejarah yang bermutu tidak banyak lagi bermunculanan dalam bahasa Arab, akan tetapi menggunakan bahasa Turki.
Bahkan dapat dikatakan bahwa sebelum munculnya karya Al-Jabarti, pada masa itu tidak ada lagi buku yang dapat dikatakan sejajar dengan karya-karya sejarah dalam bahasa Arab dari masa sebelumnya.
Dalam penulisan sejarah. al-Jabarti sendiri masih mempertahankan gaya penulisan sejarah Islam yang dikembangkan para sejarawan muslim seribu tahun sebelumnya, yakni Hauliyat.