Mengenal Sosok Al Kazwini, Ilmuan Ahli Ilmu Falak dan Geografi Nomor Satu

- 2 Agustus 2022, 10:56 WIB
Ilustrasi. Mengenal Sosok Al Kazwini, Ilmuan Ahli Ilmu Falak dan Geografi Nomor Satu
Ilustrasi. Mengenal Sosok Al Kazwini, Ilmuan Ahli Ilmu Falak dan Geografi Nomor Satu /

PORTAL MAJALENGKA - Nama lengkap Al Kazwini ialah Zakariyya bin Muhammad bin Mahmud Abu Yahya al-Kazwini.

Ia lahir pada kisaran tahun 600 H/1200 M di daerah Kazwin, Persia. Dan meninggal pada tahun 682 H/1283 M.

Ia juga merupakan seorang keturunan Arab asli yang nenek moyangnya yaitu Syaikh Abu al-Kasim bin Hibat Allag al-Kazwini yang mungkin merupakan keturunan Anas bin Malik (seorang ahli ilmu falak terkenal). 

Baca Juga: Sosok Al Farghani, Pionir Ilmuwan Muslim Bidang Ilmu Astronomi Modern

Setelah Al-Kazwini menyelesaikan pendidikan di kampung halamannya, ia kemudian pergi ke Baghdad dan menetap beberapa waktu di Damaskus.

Pada tahun 630 H/1233 M, Di Damaskus ia bertemu dengan Ibnu Al-Arabi (seorang filosof terkenal).

Selain itu, Al-Kazwini juga melakukan perjalanan di Persia dan mengunjungi kota Jannaba.

Baca Juga: Keistimewaan dan Kekurangan Hari Minggu Menurut Primbon Jawa

Menurut pendapat Ibnu Taghribi, Al-Kazwini pernah menetap lama di al-Wasit dan al-Hilla, tempat melaksanakan tugasnya sebagai qadli di bawah pemerintahan Khalifah Al-Mu'tashim pada tahun 640-656 H/1240-1258 M.

Pada saat remajanya, Al-Kazwini mempunyai pengetahuan yang setaraf dengan orang-orang dewasa, ditambah dengan keimanannya yang kuat serta ilmu tasawufnya yang mantap, sehingga ia dapat memadukan dalam dirinya ilmu pengetahuan dan ilmu tasawuf.

Al-Kazwini selalu tertarik untuk memikirkan hikmah ciptaan Allah, bukan hanya sekedar membolam-balikan biji mata, tetapi dengan merenungkan dan menyatakan. 

Baca Juga: Senja Kala di Majapahit, Perebutan Tahta dan Terbunuhnya Kertabhumi di Keratonnya

"Barangsiapa yang memandang langit dan tanah hanya untuk melihat-lihat rizkinya, maka ia termasuk kelompok binatang, bahkan lebih hina daripadanya. Bahkan tujuan dari melihat semuanitu adalah untuk bertafakkur dan menggunakan rasio, meneliti segala apa yang dapat dicapai dengan panca indera, serta hikmahnya untuk mencapai hakikat dari semua itu"

Sesudah Baghdad dikuasai oleh orang-orang Mongol pada tahun 656 H/1258 M, Al-Kazqini kembali ke kehidupan yang penuh dengan pergumulan intelektual di atas pentas keilmuan, dan mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada aktivitas-aktivitas ilmiah.

Al-Kazwini merupakan penulis dua buah karya besar dalam bidang kosmografi dan geografi. Yang pertama, secara umum disebut "Cosmography" berjudul "Aja'ib al-Makhluqat wa al-Ghara'ib al-Mawjudat"_(keajaiban benda-benda ciptaan dan aspek-aspek luar biasa dari benda-benda yang ada).

Karya yang satu ini merupakan sebuah ensiklopedi ilmiah yanh mempunyai 4 pendahuluan, yang dalam setiap pendahuluannya merupakan rujukan dalam satu aspek dari berbagai aspek ilmh pengetahuan.

Secara garis besarnya, buku ini terbagi menjadi dua. Bagian yang pertama, membahas tentang benda-benda yang tidak berkaitan dengan bumi. Sedangkan bagian yang kedua, ini membahas mengenai benda-benda yang berkaitan dengan bumi.

Di dalam bagian pertama ia menggambarkan fenomena yang berhubungan dengan langit, seperti bintang, bulan, matahari, penghuni surga, malaikat-malaikat, dan lain sebagainya.

Di bagian akhirnya al-Kazwini menguraikan masalah kronologi dan masalah penggalan-penggalan Arab dan Syiria. Pada bagian kedua, dimulai dengan pembahasan tentang 4 elemen (tanah, air, api dan udara), meteor-meteor dan angin.

Kemudian ia menggambarkan pembagian bumi dalam tujuh iklim serta memberikan sebuah deskripsi tentang laut-laut dan sungai-sungai yang dikenal.

Al-Kazwini juga mengulas sebab-sebab terjadinya gempa bumi dan formasi (pembentukan) gunung-gunung dan mata air. Berturut-turut diterangkan juga mengenai perihal dunia hewan (dan manusia) mineral dan tanaman. Deskripsi mengenai hewan didahului manusia dengan segala karakter dan anatominya.

Karya _"Cosmography"_ Al-Kazwini merupakan eksposisi kosmografi yang sistematik, dan ini merupakan yang pertama kali dalam literatur muslim.

Sebagai seorang ahli dalam banyak bidang, ia seperti para pendahulunya dikenal sebagai penghimpun yang ulung (complier), kendatipun tidak sebagai penemu teori-teori baru dan pengungkap fakta baru.

Namun ia bahkan menguasai dan terlatih dalam bidang tersebut. Sehingga andilnya yang utama terletak pada keberhasilannya mengangkat cosmography secara sempurna dalam satu gaya sastra tingkat tinggi.

Al-Kazwini juga telah merintis ilmu pengetahuan modern sebagaimana yang diuraika dalam karyanya _"Ajaib al-Makhluqat wa Gharavib al-Mawjudat"_, seperti penjelasan tentang terjadinya angin puyuh.

Al-Kazwini menyatakan bahwa angin puyuh adalah angin yang berputar dan bentuknya seperti menara atau tiang besar yang umumnya berasal dari udara dingin bertemu dengan awan dari berbagai arah, sehingga terjadilah suatu pusaran awan bersama pusaran angin itu, kadang memanjang ke bawaj atau berbentuk bundar dalam kisarannya seperti kepala orang yang berambut keriting.

Al-Kazwini juga seorang yang berpembawaan agak vulgar tahu mengekspresikan diri secara jelas serta menyatakan bahwa pengetahuan seharusnya tidak melampaui batas-batas tertentu agar tidak mengecewakan masyarakat, melainkan harus berorientasi kepada maslahat umat.

Bahasa yang digunakan dalam menulis karya-karyanya amat jelas, sederhana dan jernih, akan tetapi tetap penuh dengan variasi dalam mengungkapkannya, meskipun tidak menyajikan sesuatu yang baru kecuali sebuah mozaik intisari dari sumber-sumber yang ada, yang tersusun dengan cara yang tangkas dan cermat. ***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku 125 Ilmuan Muslim Pengukir Sejarah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x