NOSTALGIA Mbah Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan di Tebuireng, Bahas Masa Remaja hingga Rahasia Awet Muda

- 1 Agustus 2022, 14:30 WIB
KH Hasyim Asy'ari pernah kedatangan KH Ahmad Dahlan di Tebuireng.
KH Hasyim Asy'ari pernah kedatangan KH Ahmad Dahlan di Tebuireng. /Tangkapan layar kanal nu.or.id.

PORTAL MAJALENGKA - Dikisahkan pada suatu waktu, pesantren Tebuireng kedatangan seorang tamu yang merupakan sahabat Mbah Hasyim Asy'ari sejak masa remaja.

Sahabat lama Mbah Hasyim Asy'ari yang tidak lain adalah KH Ahmad Dahlan, merupakan seorang tokoh ulama yang namanya sudah sangat tersohor.

Kedatangan KH Ahmad Dahlan tentunya sudah ditunggu-tunggu KH Hasyim Asy'ari, setibanya di Tebuireng beliau langsung menyapa para santri dengan senyum ramah.

Baca Juga: Getar Kerinduan saat Mbah Hasyim Asy'ari Dikunjungi KH Ahmad Dahlan, Santri Tebuireng Antusias

"Assalamualaikum," sapa KH Ahmad Dahlan sambil tersenyum. "Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh," jawab santri serentak.

Usai bertatap muka dengan para santri, kemudian Mbah Hasyim mengajak sahabatnya itu untuk masuk ke ruangan khusus yang telah disediakan untuknya.

Begitu keduanya memasuki ruangan, berbagai macam makanan dan buah-buahan sudah disajikan di atas meja.

"Silahkan dicicipi, Kyai. Ini hasil kebun para santri," kata Mbah Hasyim Asy'ari pada KH Ahmad Dahlan.

Baca Juga: KH Hasyim Asy'ari Pernah Haramkan Pergi Haji, Ternyata Ini Alasannya

Dengan senyum semringah, KH Ahmad Dahlan lalu mengambil sebutir sawo yang sudah matang sambil berbincang santai dengan Mbah Hasyim.

"Begitu juga dengan ikan gurame ini, para santri lah yang mengembangbiakannya," ujar Mbah Hasyim Asy'ari memberitahu.

"Masya Allah, pandai pula mereka bertani dan beternak ikan," tutur KH Ahmad Dahlan penuh kekaguman.

"Alhamdulillah, sedikit potensi kita coba sebisa-bisanya, Kyai. Maaf cuma ini yang bisa kami suguhkan," balas Mbah Hasyim.

"Sudah lebih dari cukup, Kyai. Terimakasih. Terimakasih," kata KH Ahmad Dahlan.

Baca Juga: TERNYATA! Jin Ini yang Hadir dan Membantu Pengajian, Keramat Wali Abah Guru Sekumpul

Dua orang ulama besar itu kemudian lanjut berbincang-bincang, sesekali terdengar galak tawa dari obrolan mereka.

Sebab, sudah lama keduanya tidak bertemu. Percakapan di antara mereka pun akhirnya mengarah pada kenangan masa-masa remaja sewaktu di pesantren Kyai Sholeh Darat.

Beberapa santri yang hadir dalam pertemuan itu pun turut tertawa, mereka ikut larut dalam suasana obrolan yang hangat dan akrab tersebut.

Usai mencicipi hidangan, KH Ahmad Dahlan lalu bertanya mengenai asal-usul pesantren Tebuireng. Kemudian Mbah Hasyim Asy'ari bercerita tentang masa-masa awal saat mendirikannya.

Baca Juga: Gara-Gara Ini Syekh Quro Tidak Jadi Diusir dari Karawang Oleh Penguasa Pajajaran

Selang beberapa waktu usai bercerita, Mbah Hasyim lalu mengajak KH Ahmad Dahlan berkeliling melihat pesantren, termasuk ladang pertanian dan kolam ikan yang selama ini dikelola oleh santri.

Sepasang mata KH Ahmad Dahlan terbelalak menikmati indahnya pemandangan alam pegunungan dengan petakan sawah yang menyejukkan.

"Dulu lahan subur ini digunakan untuk menaman tebu. Masyarakat menyewakan tanah mereka untuk pabrik gula milik Belanda. Syukurlah, kini mereka sudah menikmati hasil pertanian sendiri," terang Mbah Hasyim Asy'ari.

Hampir tiga jam lamanya mereka menikmati suasana alam Tebuireng. Tapi sepertinya KH Ahmad Dahlan masih betah di tempat asri itu.

Baca Juga: Jasa Besar Abu Nawas Sang Wali Sufi Terhadap Kakek Tua yang Sungguh Luar Biasa

"Pantas saja Kyai Hasyim awet muda, lah di daerah ini memang menentramkan, sejuk, asri, dan ditemani santri yang giat bekerja," ujar KH Ahmad Dahlan.

Mendengar pujian yang dialamatkan padanya, Mbah Hasyim lalu membalas pujian dari KH Ahmad Dahlan dengan sedikit guyon.

"Ah Kyai Dahlan juga awet muda. Hanya maaf, sedikit kurus saja," terang Mbah Hasyim Asy'ari sambil tersenyum simpul.

Mendengar apa yang baru saja dilontarkan oleh Mbah Hasyim, KH Ahmad Dahlan tak lantas menampiknya, beliau justru menjawab dengan bercanda balik.

Baca Juga: TERNYATA! Jin Ini yang Hadir dan Membantu Pengajian, Keramat Wali Abah Guru Sekumpul

"Maklumlah di Kauman tak banyak sawah seperti di sini. Ayah saya mendapat gaji dari pihak keraton sangat minim," balas KH Ahmad Dahlan dengan candaannya yang santai.

"Ah, Kyai ini ada-ada saja," pungkas Mbah Hasyim sambil tertawa.

Setelah adzan dzuhur berkumandang, barulah mereka meninggalkan perkebunan ladang untuk bergegas menuju ke mushola pesantren Tebuireng.

Mbah Hasyim Asy'ari kemudian mempersilahkan KH Ahmad Dahlan untuk menjadi imam.

Namun, sang sahabat justru meminta Mbah Hasyim saja yang menjadi imam. Sholat dzuhur itu akhirnya diimami oleh Mbah Hasyim Asy'ari.

Baca Juga: 9 Cara Agar Tidak Malas Mendirikan Sholat 5 Waktu

Begitulah dua tokoh ini saat bertemu, mereka tidak sekedar memiliki keluasan ilmu, akan tetapi sama-sama memiliki sifat rendah hati.

Selepas sholat, Mbah Hasyim mengajak tamunya untuk makan siang di ruang belakang. Tak lama kemudian KH Ahmad Dahlan beserta dua orang santrinya mohon pamit pulang.

Mereka bertiga kemudian diantar oleh Mbah Hasyim sampai ke jalan utama. Lalu keduanya pun berpelukan dan saling mendoakan untuk keselamatan masing-masing.

Pada saat itu, Mbah Hasyim Asy'ari telah berusia 41 tahun dan KH Ahmad Dahlan telah berusia 43 tahun. *

Penakluk Badai Novel Biografi KH Hasyim Asy'ari Aguk Irawan MN

Kris Intan

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Buku Penakluk Badai, Novel Biografi KH. Hasyim Asy'ari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah