Atas hal itu maka selaku pejabat Pajajaran Ki Danusela ditunjuk sebagai Kuwu oleh Prabu Siliwangi di Caruban Larang.
Pangeran Wapangsungsangpun diberinama Ki Samadullah oleh Syekh Datuk Kahfi atas keberhasilannya dan dipercaya untuk memimpin beberapa santri ditemapt baru itu.
Baca Juga: Sejarah, Makna Filosofis Dan Ukuran Penggunaan Bendera Merah Putih
Bermula dari dusun kecil hasil membabat hutan, Caruban Larang kemudian berkembang menjadi tempat hunian yang besar karena menarik banyak penduduk baru dari berbagai tempat untuk tinggal di situ.
Semakin hari Caruban Larang menjadi tempat yang dikenal oleh banyak orang. Banyak dari kalangan luar atau dalam padukuhan itu berminat belajar agama Islam kepada syekh Datul Kahfi.
Dalam catatan naskah kuno seperti Carita Purwaka Caruban Nagari, Nagarkretabhumi, santri-santrinya menjadi tokoh-tokoh penyebar dakwah Islam yang terkenal.
Di antara sejumlah tokoh penyebar Islam yang pernah belajar di pesantren Amparan Jati asuhan Syaikh Datuk Kahfi yang kelak dikenal sebagai anggota Wali Songo adalah Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang, Masaeh Munat atau Sunan Drajat, Raden Sahid atau Sunan Kalijaga.***