Saat berjalan Gus Miek kecil selalu menunjukkan muka seakan, mencerminkan kerendahan hatinya. Langkahnya pelan penuh kehati-hatian dan ketenangan membuat orang yang melihatnya terpukau dalam keagungan dan keheningan perilakunya.
Gus Miek lebih suka menyendiri dibanding harus berdekatan dan bercengkrama dengan saudara-saudaranya, ibu atau para santri.
Gus Miek kecil memiliki hobi yang bisa dibilang aneh, Dia sangat senang mengamati penjual wenter atau cat warna di pasar, dan Ia baru akan pulang saat penjual wenter itu tutup yang kemudian di rumah Ia menjual wenter sambil berteriak-teriak layaknya penjual wenter.
Gus Miek juga sangat senang melihat orang memancing di belakang Pondok, para pemancing itu senang karena setiap Gus Miek ke sungai, ikan-ikan bergerombol mendekat.
Jika melihat Gus Miek, ikan-ikan itu seakan memang ingin diambil Gus Miek, jika tidak dipancing sekalipun ikan-ikan terus berdatangan menyuguhkan dirinya untuk Gus Miek.
Baca Juga: Kisah Syekh Abdul Qodir Al Jaelani Wali Allah Bertemu Seorang Pemabuk
Karena hal aneh ini semua pemancing selalu mencari tahu kapan Gus Miek akan memancing. Mereke akan berebut menemani Gus Miek untuk memancing.
Gus Miek kecil dicintai santri dan umat bahkan dicintai ikan-ikan yang seolah tahu tingginya kewalian Gus Miek.
Kisah lain Gus Miek kecil yaitu memiliki suara yang merdu dibanding saudaranya yang lain.