Terlebih pengembaraan mondoknya di beberapa pesantren seperti ke Mbah Juki (Marjuki Dahlan) Lirboyo, dan Mbah Dalhar Gunung Pring, jarang terekspos.
Kekasih Allah adalah mereka yang berusaha menutupi rasa cintanya agar tidak terendus oleh masyarakat umum.
Bahkan tidak jarang ketika rasa cinta itu kepergok, mereka menjadi malu, sakit dan meninggal dunia
Mereka berbicara khusus dengan para pecinta yang memiliki frekuensi sama, misal Gus Miek dengan Kyai Ahmad siddiq, Mbah Hamid Pasuruan, Kyai Abd Hamid Kejoran, Kyai Munjir Kediri.
Dari sekelumit coretan tentang Gus Miek ini, melahirkan kesimpulan bahwa tabu bagi seorang wali untuk mendeklarasikan kewaliannya
Menyejajarkan namanya dengan para wali lain, apalagi dengan nabi dan Malaikat.
Malahan mereka mati-matian menutupi itu semua karena prinsipnya:
Mengaku wali sama halnya bukan Wali, mengaku wushul, sama halnya belum wushul, mengaku bertemu, sama halnya tidak bertemu.
Gus Miek tidak ingin membocorkan rahasia hatinya kepada sembarang orang. Memang sangat luar biasa sosok Gus Miek ini. Sholu Ala Nabi Muhammad.***