Lantas ia mengadu pada Habib Munzir. Habib Munzir kemudian mendatangi rumah sang preman dan mengucapkan salam.
Tapi ia tidak menjawab. Ia hanya mendelik dengan bengis sambil melihat Habib Munzir dari atas ke bawah seraya berkata, “mau apa kamu?”
Baca Juga: Hati-hati Penipuan! Nama dan Foto Kadiskominfo Majalengka Dicatut Orang Tidak Bertanggung Jawab
Lalu Habib Munzir mengulurkan tangan dan kemudian mencium tangan si preman.
Seraya memandang wajah preman tersebut, Habib Munzir memulai pembicaraannya dengan penuh keramahan dan kelembutan.
"Saya mau mewakili pemuda di sini untuk mohon restu dan izin kepada bapak, agar mereka diizinkan membuat majelis di mushola dekat sini," ucap Habib Munzir.
Baca Juga: Kealiman yang Tinggi, Syekh Nawawi Al-Bantani Batal Dideportasi dari Haramain Mekah: Kisah Para Wali
Mendengar ucapan Habib Munzir, tiba-tiba sang preman terdiam. Ia roboh, terduduk di kursinya dan menunduk.
Ia menutup kedua matanya. Saat ia mengangkat kepalanya, Habib Munzir tersentak. Mengira preman tersebut akan menghardik dan mengusir habib.
Ternyata, wajah preman tersebut memerah dan matanya sudah penuh dengan linangan air mata.