PORTAL MAJALENGKA - Pada suatu malam Mbah Hamid Pasuruan sekeluarga pergi ke Madura dengan mengendarai sebuah mobil.
Begitu Mbah Hamid Pasuruan dan keluarga sampai di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, ternyata sudah antre 15 unit mobil yang siap menyeberang ke arah Madura.
Sedangkan kapal feri yang akan mengangkut yang terakhir hari itu belum tampak juga. Daya angkut kapal feri itu adalah 15 unit mobil, sehingga mobil Mbah Hamid Pasuruan tidak dapat masuk.
Baca Juga: Keramat Para Wali: Divonis Operasi, Bayi Lahir dengan Normal Berkat Air Doa Mbah Hamid Pasuruan
Akan tetapi Mbah Hamid Pasuruan tetap meminta sopir untuk menunggu di pelataran pelabuhan. Ajaibnya mobil yang antre paling belakang tiba-tiba berputar balik dan ngeloyor pergi meninggalkan pelabuhan.
Sehingga mobil yang ditumpangi oleh Mbah Hamid Pasuruan dapat masuk ke dalam kapal feri, maka jadilah beliau menyebrang ke Pulau Garam.
Pada suatu hari Kyai Asad Syamsul Arifin dari Situbondo mengatakan kepada salah seorang muridnya, bahwa dia sudah sangat rindu kepada sohibnya yaitu Mbah Hamid dari Pasuruan.
Sedangkan jarak Pasuruan - Situbondo sekitar 70 kilometer jauhnya. Namun ajaibnya tidak berapa lama dari pembicaraan tadi, kemudian tiba-tiba pintu rumah Kiai Asad diketuk oleh seseorang.
Alangkah terkejutnya setelah dibuka ternyata yang mengetuk pintu adalah Mbah Hamid Pasuruan yang telah berdiri di depan pintu.