ADU DOMBA MATARAM Perang Saudara Antara Cirebon dan Banten, Dua Sultan Keturunan Sunan Gunung Jati

- 7 Juli 2022, 15:30 WIB
Ilustrasi. ADU DOMBA MATARAM Perang Saudara Antara Cirebon dan Banten, Dua Sultan Keturunan Sunan Gunung Jati.
Ilustrasi. ADU DOMBA MATARAM Perang Saudara Antara Cirebon dan Banten, Dua Sultan Keturunan Sunan Gunung Jati. /Tangkapan layar YouTube Bung Fei

 

PORTAL MAJALENGKA - Sama-sama keturunan Sunan Gunung Jati akhirnya terjadi bentrok dan peperangan antara Kesultanan Cirebon dengan Kesultanan Banten.

Ambisi Mataram yang ingin menguasai Cirebon dan Banten untuk tunduk menjadi bawahan Mataram, hingga adu domba dua Sultan keturunan Sunan Gunung Jati yang memerintah Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten.

Kerajaan Mataram terus provokasi dan mengadu domba terhadap dua kesultanan yang dipimpin keturunan Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: Merinding!! Keramat Wali Gus Miek yang Tak Banyak Diketahui Orang

Raja Mataram yang ingin menguasai dan menundukkan Kesultanan Cirebon dan Banten melakukan berbagai upaya agar terjadi perang antara Cirebon dan Banten.

Cirebon dan Banten merupakan tempat yang sangat strategis menjadi pusat perdagangan karena memiliki lokasi di pesisir pantai, hingga menjadi pelabuhan tempat keluar masuknya barang dari dalam dan luar negeri.

Hal ini lah yang menjadi dasar Mataram untuk bisa menundukkan dua kesultanan yang dipimpin oleh dua keturunan Sunan Gunung Jati ini.

Baca Juga: MBAH MAKSUM LASEM Dikurung di Kandang Ayam Oleh Mbah Kholil Bangkalan, Hingga Didatangi Walisongo

Sebelumnya Mataram berhasil menguasai beberapa pelabuhan di wilayah timur Jawa, tidak bisa dipungkiri wilayah ini merupakan kawasan dagang yang sangat strategis.

Bahkan pada masa kerajaan Pajajaran merupakan pelabuhan dagang internasional.

Secara historis wilayah Sunda Kelapa merupakan hak dari kekuasaan wilayah Banten setelah runtuhnya tahta kerajaan Pajajaran.

Baca Juga: 5 KERAMAT SAKTI Sunan Gunung Jati

Kesultanan Mataram yang kala itu diperintah oleh Amangkurat 1 dan Cirebon dipimpin oleh Panembahan Giri Laya yang merupakan menantu dari Amangkurat 1.

Cirebon yang merupakan kerajaan dan wilayah yang berdaulat namun dalam kenyataannya Cirebon tidak bisa lepas dari bayang-bayang Mataram.

Dengan kata lain Cirebon tunduk patuh kepada Mataram, bisa jadi ini dikarenakan sang raja Cirebon merupakan menantu dari Sultan Mataram.

Mungkin ini salah satu siasat politik atas nama kerjasama yang dibangun oleh Mataram dan Cirebon.

Di sisi lain Banten yang pada saat itu dipimpin oleh Sultan Abdul Mufakir sudah mulai curiga atas ambisi dari Mataram yang ingin menaklukan Banten.

Melihat kekuasaan di Jawa yang semakin kuat dan mulai meluas ke wilayah barat yang tidak mungkin akan sangat membahayakan Kerajaan Banten.

Sultan Abdul Mufakir segera memperkuat pasukan perang dan armada laut untuk menjaga wilayah Banten dari serangan serangan pasukan Mataram.

Di bawah kepemimpinan Sultan Abdul Mufakir Banten merupakan wilayah yang sangat maju dan memiliki armada perang yang sangat kuat.

Sultan Abdul Mufakir juga melakukan hubungan diplomatik dengan pihak luar di antaranya dengan kerajaan Inggris dan Mekkah

Percobaan penaklukan Banten oleh Kesultanan Mataram dibawah Amangkurat 1 dilakukan dengan berbagai cara namun Mataram tidak menampakan diri atas rencana itu.

Salah satu caranya Mataram memakai cara dengan menekan Cirebon melalui Panembahan Giri Laya yang kala itu sebagai raja Cirebon.

Panembahan Giri Laya agar tunduk pada kekuasaan Mataram Amangkurat 1 memanfaatkan kewibawaan Cirebon sebagai simbol orang tuanya Banten.

Dengan harapan Banten mau menuruti kehendak Cirebon untuk takluk dibawah kekuasaan Mataram.

Sementara itu Panembahan Giri Laya rupanya merasa setengah hati dalam melakukan tugas dari Mataram untuk menaklukkan Kerajaan Banten.

Sebab Banten tidak lain merupakan saudara sendiri, sama-sama keturunan Sunan Gunung Jati.

Panembahan Giri Laya berada dalam kondisi seperti Buah Simalakama saat itu, Bagaimana kisah selanjutnya apakah Cirebon mau berperang dengan Banten ataukah tidak?. Akan kita tuliskan dalam artikel selanjutnya.

Disclaimer: Sejarah dipastikan memiliki banyak versi dalam penuturannya, dan Ki hanya menuturkan kisah dari sumber yang kami dapatkan.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Youtube Bujang Gotri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah