SOSOK ASLI ABU NAWAS Sang Wali Sufi, Hingga Imam Syafi'i Ikut Sholati Jenazah Karena Puisinya

- 5 Juli 2022, 06:30 WIB
SOSOK ASLI ABU NAWAS Sang Wali Sufi, Hingga Imam Syafi'i Ikut Sholati Jenazah Karena Puisinya
SOSOK ASLI ABU NAWAS Sang Wali Sufi, Hingga Imam Syafi'i Ikut Sholati Jenazah Karena Puisinya /tangkapan layar YT Abot Story/

PORTAL MAJALENGKA - Dua bait syair yang sudah sangat akrab di telinga kita, terutama kaum tradisionalis Islam di Nusantara.

Beberapa saat menjelang waktu magrib atau subuh tiba, para jemaah di masjid-masjid atau mushola selalu melantunkannya.

Di pedesaan biasanya mendengarkan syair tersebut dengan syahdu sebagai puji-pujian yang menggugah hati untuk segera mendatanginya.

Baca Juga: Kisah Para Wali, Mbah Kholil Bangkalan Dikerjai Santri Nakal Sampai Bikin Tertawa Kecut : Punya Saya Dibayari

Konon kedua bait tersebut adalah hasil karya tokoh wali sufi Abu Nawas, Ia adalah salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik.

Abu Nawas juga muncul beberapa kali dalam kisah 1001 malam, nama Abu Nawas atau Abu Nuwas juga bukan lagi sesuatu yang asing.

Abu Nawas dikenal terutama karena kelihaian dan kecerdikannya melontarkan kritik-kritik tetapi dibungkus dengan humoris.

Sesungguhnya Abu Nawas adalah tokoh sufi filusuf sekaligus penyair, ia hidup di zaman Khalifah Harun Al Rasyid di Baghdad pada tahun 806 sampai 814 masehi.

Baca Juga: PRABU BATORO KELING Kalahkan Kesaktian Sunan Kalijaga hingga sang Sunan Bertapa di Banyu Tibo Gunung Kidul

Selain cerdik, Abu Nawas juga dikenal dengan kenyentrikannya. Sebagai penyair mula-mula Ia suka mabuk.

Belakangan Abu Nawas hidup dalam perjalanan spiritualnya mencari hakikat Allah dan kehidupan sejati.

Abu Nawas menemukan kehidupan rohaniahnya yang sejati meski penuh liku dan sangat mengharukan.

Setelah mencapai tingkat spiritual yang cukup tinggi, inspirasi puisi Abu Nawas bukan lagi Khamar, Melainkan nilai-nilai ketuhanan, ia tampil sebagai penyair sufi yang tiada banding.

Baca Juga: Orang Belanda Akui Mbah Hasyim Asy'ari Mampu Sumbat dan Matikan Mesin Giling Tebu Tiba-Tiba, Keramat Wali

Nama asli Abu Nawas adalah Abu Ali Al Hasan bin Hani al-hakami. Dia dilahirkan pada 145 Hijriyah sampai 747 masehi di kota Ahvaz di negeri Persia ataupun Iran sekarang.

Dengan darah dari ayah Arab dan ibu Persia mengalir di tubuhnya, ayahnya Hani Al Hakam merupakan anggota ledium militer Marwan II.

Sementara ibunya bernama jalban wanita Persia yang bekerja sebagai pencuci kain wol, sejak kecil ia sudah yatim.

Sang ibu kemudian membawanya ke Basrah, Irak. Di kota inilah Abu Nawas belajar berbagai ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Keramat Wali, Rasulullah SAW Ulurkan Tangan dari Dalam Kubur Gapai Tangan Syekh Ahmad Rifa’i

Di masa mudanya penuh dengan kontroversi yang membuat Abu Nawas tampil sebagai tokoh yang unik, dalam khazanah sastra Arab Islam.

Meski begitu sajak-sajaknya juga syarat dengan nilai spiritual di samping cita rasa kemanusiaan dan keadilan.

Abu Nawas belajar sastra Arab kepada Abu Zaid Al Anshari dan Abu Ubaidah, iya juga belajar Alquran kepada Ya:kub Al Hadrami.

Sementara dalam ilmu hadits, Ia belajar kepada Abu Walid Bin ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Sa'id Al Qattan, dan Azhar bin Sa'ad As Samman.

Baca Juga: HABIB MUDA BANGKRUT, Mbah Kholil Bangkalan Berikan Wiridan Kaya Raya dan Dirobek Habib Sepuh

Pertemuannya dengan penyair dari kufah Walibah bin Habab al Hasadi, telah memperluas gaya bahasanya dan membawanya ke puncak kesusastraan Arab.

Walibah sangat tertarik pada bakat Abu Nawas yang kemudian membawanya kembali ke Ahwaz lalu ke Kufah.

Di Kufah bakat Abu Nawas di gembleng, Ahmar menyuruh Abu Nawas berdiam di pedalaman. Hidup bersama orang-orang Arab badui untuk memperdalam dan memperhalus bahasa arabnya.

Abu Nawas dikenal sebagai orang yang gemar berbuat maksiat, dia gemar minum khamer hingga Dia mendapat julukan penyair khamer.

Baca Juga: KISAH TIGA Wali Bertasawuf Tanpa Bertarekat: Abubakar al-Kalabadzi, Abu Nashr al-Sarraj, dan Imam Ghazali

Abu Nawas pernah membuat syair seperti ini, "Biarkan masjid diramaikan oleh orang-orang yang rajin ibadah, kita di sini saja, bersama para peminum khamer dan saling menuangkan.

Tuhanmu tidak pernah berkata cilakalah para pemabuk. Tapi dia pernah berkata cilakalah orang-orang yang shalat"

Gara-gara syair ini khalifah Harun Al Rasyid marah dan ingin memanggal leher Abu Nawas.

Akan tetapi ada seseorang yang mengatakan kepada raja Harun Al Rasyid,

Baca Juga: BERKAT GUS DUR, Masyarakat Temukan Kitab KH Abdul Halim Perjuangan Mendirikan NU Bersama KH Wahab Hasbullah

"wahai Amirul mukminin, para penyair mengatakan apa-apa yang tidak mereka lakukan. Maafkanlah dia (Abu Nawas)"

Menurut suatu riwayat ketika Abu Nawas meninggal dunia Imam Syafi'i tidak mau menshalati jenazahnya.

Namun ketika jasad Abu Nawas hendak dimandikan, di kantong baju Abu Nawas ditemukan secarik kertas bertuliskan syair ini.

"Wahai Tuhanku, dosa-dosaku terlalu besar dan banyak, tapi aku tahu bahwa ampunanmu lebih besar.

Baca Juga: Kisah Wali Menyamar Jadi Pemain Sepak Bola, Tiba-tiba Tampak di Antara Langit dan Bumi

Jika hanya orang baik yang boleh berharap kepadamu, kepada siapa pelaku maksiat akan berlindung dan memohon ampunan.

Aku berdoa kepadamu, seperti yang kau perintahkan, dengan segala kerendahan dan kehinaanku.

Jika kau tampik tanganku, lantas siapa yang memiliki kasih sayang.

Hanya harapan yang ada padaku ketika aku berhubungan denganmu dan keindahan ampunanmu dan aku pasrah setelah ini"

Baca Juga: Kesaktian Nyai Romlah Bikin 3 Potong Ketupat Menjadi Ratusan untuk Makan Jamaah, Kisah Wali Perempuan

Setelah membaca syair tersebut Imam Syafi'i menangis sejadi-jadinya. Dia langsung menshalati jenazah Abu Nawas bersama orang-orang yang hadir.

Demikianlah kisah wafatnya Abu Nawas yang membuat Imam Syafi'i menangis. Semoga bermanfaat. Sholu 'ala Nabi Muhammad.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube Ansor rulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x