Kemudian oleh sang Prabu Batoro Keling dibawalah Sunan Kalijaga ke bawah air terjun Banyu Tibo untuk disucikan.
Dan kemudian secara halus memanggil Sabdo Palon untuk memberikan ajaran dan wewedarannya.
Sang Prabu Batoro Keling kemudian melanjutkan perjalanannya menuju pantai barat ngobaran.
Oleh Sabdo Palon, kemudian Sunan Kalijaga diajak bersemedi di gua di punggung bukit air terjun Banyu Tibo. Di sini Sabdo Palon memberikan banyak piwulang tentang keluhuran Tanah Jawi.
Serta ada dua syarat yang harus dilakukan oleh Sunan Kalijaga kelak. Yaitu bahwa ajaran agama yang akan disebarkan harus melalui jalur ngurip-urip kebudayaan.
Karena pada saat-saat itu terjadi penghancuran besar-besaran oleh Demak terhadap semua atribut Jawa. Mulai dari buku-buku, prilaku bangunan-bangunan, sampai ke kesenian-kesenian. Baik bentuknya maupun peralatannya.
Baca Juga: Kisah Wali Menyamar Jadi Pemain Sepak Bola, Tiba-tiba Tampak di Antara Langit dan Bumi
Syarat kedua bahwa kelak setelah masa piwulang di Banyu Tibo, Sunan Kalijaga harus melakukan perjalanan untuk sowan dan menyapa seluruh penunggu atau Danghyang di Tanah Jawi.