Kisah Syaikhona Kholil Bangkalan Menangis karena Ilmunya Diserap Habis Santrinya

- 27 Juni 2022, 12:15 WIB
Kisah Syaikhona Kholil Bangkalan Menangis karena Ilmunya Diserap Habis Santrinya
Kisah Syaikhona Kholil Bangkalan Menangis karena Ilmunya Diserap Habis Santrinya /facebook/udin/

PORTAL MAJALENGKA - Kisah Syaikhona Kholil Bangkalan yang menangis karena ilmunya diserap habis santrinya itu dialami oleh santrinya yang masyhur.

Kemudian santri tersebut menjadi seoarang Kiai di Wanagiri yang bernama Kiai Bahar bin Nurhasan bin Nurkhatim.

Kiai Bahar pernah menjaid santri dari Syaikhona Kholil Bangkalan pada usinya yang masih muda yaitu sekitar 9 sampai 12 tahunan.

Baca Juga: Mbah Fanani Wali Misterius yang Bertapa di Gunung Dieng, Tak Pernah Bicara, Sosoknya Diungkap Habib Luthfi

Tidak banyak keterangan tentang bagaimana Kyai Bahar saat nyantri di pesantren Syaikhona Kholil Bangkalan.

Namun, kisah yang masyhur adalah tentang Kyai Bahar yang dita'zir dan diusir oleh gurunya Syekh Kholil Bangkalan hanya karena sebuah mimpi.

Alkisah ketika Bahar kecil mondok di pesantren Syaikhona Kholil, tanpa disengaja beliau bermimpi tidur dengan istri Syaikhona Kholil Bangkalan. 

Baca Juga: KISAH PEMBESAR JIN Datang Kunjungi Habib Luthfi Bin Yahya untuk Meminta Ijazah Ayat Kursi

Pada pagi harinya Syaikhona Kholil Bangkalan keluar dengan membawa pedang sambil marah-marah pada santrinya.

"Kurang ajar siapa tadi malam yang tidur dengan istri saya ayo mengaku," kata Syaikhona Kholil kepada para santrinya.

Semua Santri ketakutan dan tidak ada yang berani menjawab, karena mereka merasa tidak melakukannya.

Baca Juga: SUBHANALLAH, Sepanjang Hidup Gus Dur Tidak Membutuhkan Uang

Lalu Syaikhona Kholil menyuruh para santrinya berjalan dua-dua di depan beliau, para santri pun keluar secara bergandengan namun santri yang terakhir tidak ada gandengannya. .

Syaikhona Kholil yang mengetahui hal itu heran.

"Ini mana gandengannya?," katanya

"Tidak ada Kyai," jawab santri yang tanpa pasangan tersebut dengan gemetar.

"Mungkin yang bersembunyi itu yang tidur dengan istri saya, ayo cari-cari" perintah beliau.

Dengan segera semua santri yang waktu itu masih berjumlah dua puluh orang mencari Bahar kecil yang bersembunyi di bilik kamarnya.

Karena merasa bersalah dengan mimpi yang dialaminya. Akhirnya Bahar kecil ditemukan dan dibawa ke hadapan Syaikhkna Kholil Bangkalan.

Dengan berterus terang Bahar kecil menceritakan apa yang dialaminya itu.

"Ia memang saya yang melakukannya Kyai tapi cuma dalam mimpi," katanya.

Setelah mendengar penuturan santrinya itu Syaikhona Kholil Bangkalan menghukumnya dengan memerintahkannya untuk menebang pohon-pohon bambu di belakang rumahnya dengan pedang tumpul yang sejak tadi dalam genggamannya.

"Sekarang kamu saya tindak rumpun bambu yang ada di belakang rumah saya itu, tebang semua sampai bersih jangan sampai ada sisanya meskipun selembar daun," perintah beliau kepada Bahar kecil.

Setelah selesai dari tugasnya Bahar kecil menghadap Syaikhona Kholil Bangkalan untuk melaporkan hasil pekerjaannya. Syakihona Kholil yang melihatnya menghadap bertanya dengan nada yang tinggi "sudah?"

Bahar kecil menjawab dengan singkat "Ia sudah Kyai," sambil menyerahkan kembali pedang yang dibawanya tadi.

Setelah itu Syaikhona Kholil mengajaknya ke dalam suatu ruangan yang di dalamnya tersedia beberapa talam penuh nasi lengkap dengan lauk pauknya yang konon cukup untuk makan 40 orang dan menyuruhnya menghabiskan semuanya.

"Sekarang makan ini sampai habis Jangan sampai tidak dihabiskan kalau tidak dihabiskan saya tebas kamu," perintahnya dengan nada mengancam.

Secara akal sehat tidak mungkin satu orang bisa menghabiskan makanan sebanyak itu tetapi ternyata Bahar kecil mampu menghabiskannya dalam waktu singkat.

Setelah selesai Syaikhona Kholil membawanya ke ruang lain yang penuh dengan aneka buah-buahan dan menyurunya lembali menghabiskan seluruh buah-buahan tersebut.

Bahar kecil melaksanakan perintah gurunya, buah-buahan dalam ruangan itupun habis dalam waktu singkat.

Setelah itu Bahar kecil diajak keluar dari ruangan itu oleh Syaikhona Kholil Bangkalan dengan menangis. Bahar kecil tidak mengerti kenapa gurunya menangis.

"Ilmuku sudah dihabiskan olehmu Mas Bahar, sudah pulanglah kamu," kata Syaikhona Kholil kepada Bahar kecil seraya mengusap air matanya.

Dijelaskannya bahwa nasi lauk pauk serta buah-buahan merupakan isyaroh akan aneka macam ilmu Syaikhona Kholil yang luas dan banyak, namun ternyata muridnya bisa menghabiskan semua itu.

Riwayat lain menyebutkan bahwa Syaikhkna Kholil berkata "Saya mencari ilmu ke Sidogiri dengan susah payah sekarang sudah diambil kembali".

Sebagian riwayat menyebutkan setelah Bahar kecil selesai membabat pohon bambu, Ia dimandikan oleh Syaikhona Kholil Bangkalan, sambil melafalkan niat wudhu dan menyuruhnya pulang ke Sidogiri.

Saat Bahar kecil pulang ke Sidogiri, Syaikhona Kholil Bangkalan mengikutsertakan 7 santrinya dari Madura untuk menjadi santri Bahar kecil.

Setelah pulang Bahar kecil langsung menjadi pengasuh pondok Pesantren Sidogiri. Usianya saat masih sangat muda sehingga Bahar kecil dikenal sebagai sebutan Kyai Alit.

Demikian kisah Syaikhona Kholil menangis karena ilmunya diserap habis oleh santrinya. Semoga kisah ini bermanfaat.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Lentera Hidup


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah