"mohon maaf Kiai, waktu sholat tadi saya tidak mampu menahan tawa, karena saya melihat di kepala Pak Kyai ada tumpeng" jawab Syekh Kholil Muda dengan begitu polosnya.
"Apakah yang saya lihat itu salah?" Syekh Kholil muda balik bertanya dengan tenang dan sopan.
Mendengar jawaban santri Kholil muda itu seketika, Kiai Nur terkejut karena apa yang dikatakan santri Kholil muda itu memang benar adanya.
"Kamu benar Kholil, yang kamu katakan itu benar, waktu sholat tadi Saya sedang lapar dan tidak bisa khusyuk. Karena setelah sholat Saya mau menghadiri acara yang kemungkinan akan mendapatkan tumpeng, untuk melepaskan rasa lapar saya" ucap kiai Nur jujur.
Itulah sosok Kholil muda dan Kiai Nur yang sama-sama jujur dengan apa yang terjadi, guru dan murid ini sosok yang istimewa karena dari kejujuran itulah lahir sebuah barokah.
Kiai Nur sama sekali tidak malu mengakui kejujurannya, bahkan di hadapan santrinya yang masih kecil.
Apa yang disampaikan bahwa Kholil muda, itu menjadi tanda-tanda lahirnya Keramat kewalian Syekh Kholil kelak.
Baca Juga: UTBATUL GULAM, Mantan Ahli Maksiat Jadi Wali, Doanya Mampu Guncang Langit
Kejujurannya mengantarkan Syekh Kholil muda sebagai maha guru para ulama di nusantara.