Berjalan dan Merokok di Dasar Lautan, Keramat Sakti Syekh Abdul Muhyi Wali Pasca Sunan Gunung Jati

- 19 Juni 2022, 21:40 WIB
Komplek masjid dan makam Syekh Abdul Muhyi Pamijahan, Tasikmalaya, yang diberlakukan larangan merokok karena pengalaman waliyullah tersebut saat di lautan sepulang dari Mekah.
Komplek masjid dan makam Syekh Abdul Muhyi Pamijahan, Tasikmalaya, yang diberlakukan larangan merokok karena pengalaman waliyullah tersebut saat di lautan sepulang dari Mekah. /Pikiran Rakyat.com/

PORTAL MAJALENGKA - Hidup pada masa setelah Sunan Gunung Jati dan Walisongo di tanah Jawa, Syekh Abdul Muhyi mendakwahkan Islam ke wilayah selatan Jawa Barat.

Sunan Gunung Jati sebelumnya berhasil mengislamkan beberapa wilayah di Jawa Barat, dari mulai perbatasan Losari hingga ujung kulon Jawa Barat.

Mendapatkan titah dari gurunya, Syekh Abdul Muhyi berbekal satu ciri yaitu sebuah gua yang nantinya akan menjadi tempat dia dakwahkan Islam di sana.

Syekh Abdul Muhyi hidup pada masa dua abad setelah masa Sunan Gunung Jati, dia lahir di Mataram pada tahun 1071 Hijriah atau tahun 1650 masehi.

Baca Juga: Lorong Rahasia Menuju Makkah di Goa Safarwadi, Keramat Sakti Syekh Abdul Muhyi Wali Pasca Sunan Gunung Jati

Setelah mendapat tugas dari sang guru, Syekh Abdul Muhyi meminta restu kepada kedua orang tuanya untuk mengemban amanah dan dakwah di Jawa Barat bagian selatan.

Sejak saat itu Syekh Abdul Muhyi memulai melakukan pengembaraan, untuk dakwah Islam dan mencari sebuah gua yang menjadi ciri untuk dia tinggal di sana.

Mula-mula Syekh Abdul Muhyi tinggal di Darma Kuningan, di daerah itu melakukan dakwah Islam hingga banyak pengikut. Dari Darma, Kuningan meneruskan perjalanan hingga di Pameungpeuk, Garut.

Disana Syekh Abdul Muhyi menyebarkan agama Islam kepada penduduk yang masih menganut ajaran agama Hindu. Syekh Abdul Muhyi kemudian meneruskan penyebaran Islam ke Batu Wangi dan Lebak Siu.

Ketika itu di Lebak Siu, masih banyak tokoh-tokoh aliran hitam, mereka semua dapat dikalahkan oleh Syekh Abdul Muhyi, karena pertolongan Allah SWT.

Baca Juga: Hasil Race MotoGP Jerman 2022: Fabio Quartararo Rebut Juara, Francesco Bagnaia Terjatuh

Syekh Abdul Muhyi akhirnya menemukan gua yang selama ini dia cari, sesuai dengan ciri yang disebutkan oleh gurunya yang harus dia tempati. Gua ini disebut Safarwadi di Pamijahan, Tasikmalaya.

Di sini Syekh Abdul Muhyi menyebarkan Islam melalui ilmu hikmah kepada para murid dan santrinya. Disini pula Syekh Abdul Muhyi mendidik kader dan mengajarkan suluk Tarekat Satoriyah.

Syekh Abdul Muhyi kemudian pindah ke kampung Bojong. Kampung ini terletak 6 km dari letak goa Safarwadi.

Di kampung ini Syekh Abdul Muhyi mendirikan pesantren dan masjid sebagai pusat penyebaran Islam.

Dikenal sakti dan memiliki karomah sebagai seorang wali, Syekh Abdul Muhyi saat berada di Mekah bersama Syekh Manshur hendak pulang ke Jawa.

Baca Juga: Ilmu Batara Karang Hancur oleh Syekh Abdul Muhyi Pamijahan, Dakwah Islam Pasca Sunan Gunung Jati

Dua waliyullah ini sama-sama memiliki kesaktian yang luar biasa, namun keramat yang dimiliki keduanya berbeda.

Syekh Abdul Muhyi dalam perjalanan pulang menuju Jawa menggunakan kesaktian berjalan di dalam bumi. Sedangkan Syekh Manshur pulang ke tanah Jawa berjalan diatas bumi.

Ketika Syekh Abdul Muhyi berjalan di dasar lautan tubuhnya merasa kedinginan, hingga dia menyalakan rokok menghangatkan badannya.

Namun setelah Syekh Abdul Muhyi menyalakan rokoknya tampak jalannya gelap bagaikan tertutup asap. Syekh Abdul Muhyi mematikan rokoknya, dan jalan yang akan dia lalui menjadi terang kembali.

Baca Juga: KISAH PERLAWANAN di Balik Pembangunan Jalan Cadas Pangeran dan Aksi Heroik Pangeran Kornel

Hal inilah yang menjadi asal muasal di wilayah pemakaman Syekh Abdul Muhyi ada tempat-tempat khusus dilarang merokok ketika berada di sana. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: YouTube Riyo Fulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah