Masa Keemasan Prabu Siliwangi dan Wangsit Terakhir Sebelum Moksa

- 23 Mei 2022, 13:30 WIB
ILUSTRASI Prabu Siliwangi.Masa Keemasan Prabu Siliwangi dan Wangsit Terakhir Sebelum Moksa
ILUSTRASI Prabu Siliwangi.Masa Keemasan Prabu Siliwangi dan Wangsit Terakhir Sebelum Moksa /SS YouTube Insight & Inspiratif

PORTAL MAJALENGKA - Nama Prabu Siliwangi hingga kini harum sepanjang masa, dikenal sebagai Raja yang sangat adil dan bijaksana.

Kehiduapan rakyat Pajajaran sejahtera dibawah kepemimpinan Prabu Siliwangi yang sangat sayang kepada rakyatnya.

Prabu Siliwangi tercatat dalam sejarah alami masa keemasan dalam memimpin Kerajaan Pajajaran di Tatar Pasundan.

Baca Juga: Inilah 3 Pusaka Prabu Siliwangi Kakek Sunan Gunung Jati, Nomor Satu Pesona Memikat Wanita

Menurut tim sejarah Kodam Siliwangi (1968), masa pemerintahan Prabu Siliwangi pada tahun 1474 - 1513, Namun menurut Sulyana WH et al., pada tahun 1482-1521.

Ratarata penulis sejarah sepakat, kekuasaan Raja Siliwangi ketika itu adalah Pakuan Pajajaran, di wilayah Priangan Barat.

Mungkin karena kepemimpinan yang mirip antara Prabu Wangi di Kawali Galuh dan Sri Baduga di Bogor dan sekitarnya, beliau dijuluki “Pengganti Prabu Wangi” alias Siliwangi.

Baca Juga: Kesaktian Suku Baduy Banten Warisi Ilmu Prabu Siliwangi, Kisah Santri Meninggal Misterius, Cerita Abuya Uci

Kebesaran dan kejayaan yang dialami Pajajaran seperti yang dikemukakan K.F. Holle, tahun 1969, Meski hanya sepintas saja, namun dapatlah kita ketahui suasana masyarakat masaPajajaran.

Bila kita telaah, pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi hampir tidak terduga, karena pada masa itu semua sistem sudah bisa berjalan teratur seperti:

1. sistem pemerintahan,
2. sistem agama,
3. ilmu falak dan topografi,

4. ilmu perang,
5. ilmu pengetahuan bahasa asing dan
6. kerajinan tangan seperti membatik. (Jarahdam, 1968: 8)

Baca Juga: Kesaktian Suku Baduy Banten yang di Luar Nalar Warisi Kesaktian Prabu Siliwangi

Prabu Siliwangi yang merupakan raja bijaksana, sehingga atas karunia Tuhan rakyat Pajajaran hidup sejahtera.

Pada masanya Prabu Siliwangi bisa membangun parit pertahanan dan membuat beberapa prasasti (Kebantenan dan Batutulis).

Pakuan Pajajar bisa menjadi kota terbesar kedua di Nusantara, setelah Demak dengan penduduk berjumlah 50 ribu jiwa.

Masa pemerintahan Sri Baduga disebut juga masa Gemuh Pakuan, yaitu kota Pakuan berpenduduk banyak. (Sulyana et al., 2006: 3 )

Sebelum wafatnya Prabu Siliwangi atau melakukan moksa Prabu Siliwangi sempat menyampaikan wangsit atau pesan-pesan berisi nasehat terakhir.

Diucapkan kepada Deudeuheus, di hulu Sungai Ciujung, sebelum akhirnya beliau menyepi ke tengah hutan.

Isi wangsit Prabu Siliwangi adalah sebagai berikut:

“Sing saha bae anu ngagunakeun ngaran Siliwangi atawa ngarasa jadi sakeleser Siliwangi manehna bakal nanjung hirupna, bakal mulya gumelarna kawangikeun sabuwana panca tengah,

(nya’ eta) lamun manehna jujur, sinatria, teuneung, gumati ka si leutik, nyaah ka rahayat, sarta wibawa ka sasama.

Sabalikna hirupna moal panggih jeung kaseunangan, bakal lara balangsak saeundengna lamun ingkar tina patokan anu tadi.”

Terjemah bahasa Indonesia:

Barangsiapa menggunakan nama Siliwangi dan merasa dirinya menjadi sakeleser Siliwangi akan agung hidupnya, mulia gelarnya, dan akan harum ke semua penjuru dunia,

yaitu apabila dia jujur, kesatria, memperhatikan si kecil, sayang kepada rakyat, dan wibawa ke sesama.

Sebaliknya, hidupnya tak akan mendapat kesenangan, akan lara sengsara selamanya, apabila ingkar dari patokan tersebut. (Subiantoro, 2004: 30). ***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Kapita Selekta Siliwangi Bela Negara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah