Strategi Perang Prabu Siliwangi yang Luar Biasa hingga Pajajaran Tak Mampu Terkalahkan

- 25 Maret 2022, 20:16 WIB
Strategi Perang Prabu Siliwangi yang Luar Biasa hingga Pajajaran Tak Mampu Terkalahkan
Strategi Perang Prabu Siliwangi yang Luar Biasa hingga Pajajaran Tak Mampu Terkalahkan /Tangkap layar YouTube Anak Rantau/

PORTAL MAJALENGKA - Prabu Siliwangi yang dikenal raja yang sangat gagah pemberani dan memiliki kesaktian yang sulit tertandingi.

Sebagai raja Pajajaran, Prabu Siliwangi juga memiliki strategi peperangan yang sangat luar biasa untuk menghadapi lawan-lawannya.

Sehingga setiap peperangan yang dipimpin Prabu Siliwangi, Pajajaran tidak pernah terkalahkan.

Baca Juga: Misteri Ajaran Prabu Siliwangi, Jasa Sang Prabu Dalam Penyebaran Islam Oleh Sunan Gunung Jati

Kerajaan Pajajaran semakin disegani kerajaan-kerajaan lainnya karena sang Raja Prabu Siliwangi sangat pintar mengatur siasat dalam berperang.

Berikut ringkasan strategi perang yang dimiliki Prabu Siliwangi, menurut lembaran-lembaran yang dinamakan Sang Hyang Siksa Kandang Karesian.

Sanghyang Siksa Kandang Karesian memiliki 30 lembar halaman yang ditulis pada 1518. Di dalamnya terkandung nilai-nilai strategi kemiliteran yang berlaku di zaman Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi.

Baca Juga: FAKTA KUJANG PUSAKA Milik Prabu Siliwangi Kakek Sunan Gunung Jati, Jadi Simbol Provinsi Jawa Barat

Naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian, itu kini disimpan di Museum Pusat dengan nomor kode Kropak 630 (Manuskrip Sunda B).

Berikut ini adalah 20 strategi militer era Prabu Siliwangi:

1. Makarabihwa.

Mengalahkan musuh tanpa berperang, melainkan dengan menggunakan kekuatan pengaruh; yaitu merusak kekuatan musuh dari dalam. Sehingga mereka sudah kalah sebelum berperang.

Baca Juga: Argentina vs Venezuela Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Conmebol: Link Streaming, Susunan Pemain dan Prediksi

2. Katrabihwa.

Pembagian posisi prajurit saat menyerang, ada dari atas dengan senjata panah; ada dari bawah dengan senjata tombak dan berkuda.

3. Lisangbihwa.

Sebelum perang dilakukan, Hulu Jurit (Panglima Perang) mengumpulkan pasukan untuk memberi motivasi dan membakar semangat juang, agar punya semangat mengalahkan lawan meskipun kekuatan pasukan seadanya.

4. Singhabihwa.

Mengalahkan musuh dengan memasukkan tim kecil penyusup ke barisan musuh. Tim kecil berisi 5 orang ini bekerja memengaruhi mental musuh. Sehingga musuh bisa hancur oleh pikirannya sendiri.

Baca Juga: BPIP Perkuat Kolaborasi dengan Pangdam V Brawijaya Bumikan Pancasila dengan Metode Kekinian

5. Garudabihwa.

Memecah kekuatan pasukan pada titik-titik yang tersebar. Setiap titik berjumlah sekitar 20 orang.

Saat menyerang dilakukan secara serentak, kemudian setelah itu menyebar kembali seperti semula, hingga dilancarkan serangan berikutnya.

6. Cakrabihwa.

Menyusup ke wilayah musuh secara rahasia, untuk menyembunyikan senjata. Senjata dibutuhkan untuk peperangan suatu saat nanti.

Baca Juga: Peran KH Hasyim Asy'ari di Bidang Politik Miliki Andil Besar Terhadap Kemerdekaan Indonesia (I)

Penyusup haruslah prajurit yang terlatih dan sangat mengenal medan.

7. Sucimuka.

Upaya pembersihan sisa-sisa kekuatan musuh, setelah perang berakhir. Biasanya musuh masih ada yang bersembunyi dan berlindung diri.

Upaya ini dilakukan agar musuh kalah secara total, dengan tidak mampu membangun kekuatan kembali.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU, Konspirasi Terkait Avanza Putih, Seorang Wanita dan Motor NMAX Biru?

8. Brajapanjara.

Mengambil kekuatan musuh untuk dididik dan dilatih menjadi orang kepercayaan. Nantinya dia dikembalikan ke asal daerahnya untuk menjadi mata-mata; guna melaporkan kekuatan musuh, senjata yang dipakai, dan strategi perangnya.

9. Asumaliput.

Mata-mata yang memiliki Kemampuan mencari persembunyian yang tidak diketahui oleh musuh.

10. Meraksimpir.

Bila pasukan berada di daerah rendah, dan musuh berada di daerah tinggi; maka strateginya adalah menggunakan tombak dan kuda.

Baca Juga: Inilah Profil Aulia Sarah yang Perankan Sosok Badarawuhi dalam Film KKN di Desa Penari

11. Gagaksangkur.

Bila musuh berada di daerah rendah, dan pasukan berada di daerah tinggi; maka dilakukan serangan seperti meloncat atau sergapan.

12. Luwakmaturut.

Gerakan pasukan mengejar musuh yang melarikan diri, sampai ditemukan tempat persembunyiannya.

13. Kudangsumeka.

Bila menyusup ke daerah musuh harus bisa menyembunyikan pedang yang dibawa, atau membawa pedang ukuran kecil.

Baca Juga: Tak Hanya Pendidikan, KH Hasyim Asy'ari juga Rambah Bidang Ekonomi Demi Kesejahteraan Masyarakat

14. Babahbuhaya.

Cara menghimpun pasukan ketika terdesak, misalnya dengan memotivasi mental, semangat; diarahkan ke mana harus melarikan diri, memilih tempat berlindung, menghindari pengejaran, dan lainnya.

15. Ngalinggamanik.

Prajurit yang terlatih dipersenjatai dengan senjata rahasia atau senjata aneh kerajaan, dan dilatih mengendalikannya sebaik mungkin.

16. Lemahmrewasa.

Cara berperang di hutan, ketika posisi terdesak, dengan menggunakan sarana-sarana senjata seadanya seperti batu dan batang pohon.

Baca Juga: Peran Penting KH Hasyim Asy'ari dalam Dunia Pendidikan Indonesia yang Sempat Tidak Didukung Keluarga

17. Adipati.

Teknik melatih prajurit komando yang memiliki kemampuan andal, melebihi
kemampuan prajurit biasa.

18. Prebusakti.

Prajurit diberi latihan kesaktian, dengan cara supranatural (menggunakan kekuatan makhluk ghaib); agar memiliki kemampuan melebihi pasukan biasa.

19. Pakeprajurit.

Prajurit pilihan ditugaskan berunding untuk mencapai perdamaian, karena raja menitahkan tidak menempuh cara perang; meskipun komandan pasukan ingin berperang.

Baca Juga: Hasil Plaf Off Piala Dunia 2022 Zona Eropa, Italia Gagal Terbang ke Qatar

20. Tapaksawetrik.

Cara-cara berperang di air, menggunakan senjata di air, mengelabui musuh, mendekati musuh melalui jalur air.

Itulah 20 strategi perang yang dimiliki Prabu Siliwangi, yang membuat Pajajaran menjadi kerajaan menuju masa keemasannya.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Kapita Selekta Siliwangi Bela Negara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah