Aji Rajah Kolocokro, Ajian Tingkat Tinggi Peninggalan Sunan Kudus yang Dapat Menangkal Kekuatan Gaib

25 Agustus 2022, 09:30 WIB
Sunan Kudus. Aji Rajah Kolocokro, Ajian Tingkat Tinggi Peninggalan Sunan Kudus yang Dapat Menangkal Kekuatan Gaib /Tangkapan layar/YouTube Pupung Widiyapurnama

PORTAL MAJALENGKA - Aji Rajah Kolocokro merupakan mantra tiada tanding, ilmu Rajah Sunan Kudus ini memiliki kegunaan melindungi dan memusnahkan ilmu magis lainnya.

Seseorang yang memiliki Aji Rajah Kolocokro atau ilmu rajah Sunan Kudus ini hanya merupakan titisan para wali, mereka merupakan orang-orang pilihan yang sudah melewati bermacam laku spiritual berat sampai bisa mengamalkan Aji Rajah Kolocokro.

Mantra merupakan suatu ungkapan yang dasarnya memiliki unsur kata ekspresif, berirama, dan isinya diyakini dapat mendatangkan kekuatan gaib.

Baca Juga: TERHANGAT Kasus Ferdy Sambo, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Tegas Jawab Pertanyaan Komisi III DPR

Mantra dibacakan oleh seorang pawang yang memiliki spiritualis tinggi, mantra juga merupakan kata-kata atau puisi masyarakat Jawa yang digunakan untuk berdoa kepada Tuhan atau berkomunikasi dengan makhluk gaib.

Masyarakat Jawa juga mengenal rajah kolocokro melalui cerita pewayangan Walisongo, Sunan Kudus, toko pertama yang memiliki keris bernama kolocokro yang dirajahkan ke kursi tempat pertemuan Sultan hadiwijaya dan Pangeran Aryo Penangsang.

Kekuatan rajah kolocokro yaitu meruntuhkan kekuatan dan menghancurkan segala bentuk pertahanan gaib dan dalam cerita Aryo Penangsang, disebutkan bahwa dia tersulut amarah dan gelap pikiran.

Baca Juga: VIRAL, Oknum Anggota DPRD Palembang Pukul Gadis Muda, Hotman Paris Siap Bela GRATIS

Sehingga ia menduduki kursi rajah kolocokro dan seketika kekuatannya luntur hingga tewas di tangan Sultan Hadiwijaya.

Masyarakat Jawa memiliki beberapa versi penamaan mantra ini, literasi masyarakat Jawa menyebutnya rajah Kalacakra, sedangkan buddhisme yaitu kalachakra vajra.

Pada masa kejayaan Aryo Sakimuni Budha digunakan untuk membeberkan Dharma kebenaran, rajah kalachakra Vajra pertama kali ditulis di kulit hewan bergambar Bhatara kala oleh Kanda Buana.

Tujuannya adalah supaya siapapun yang merapalkannya tidak akan diganggu oleh Bhatara kala.

Baca Juga: WARGA MURKA! Pondok Pesantren di Madura Dibakar Cicit Mbah Kholil Bangkalan

Menurut Koentjaraningrat dalam Budiarso mengatakan bahwa agama Jawa merupakan perpaduan yang kompleks antara budaya, budaya tradisional, mistisisme, Hinduisme, Buddhisme serta Islamisme.

Agama Islam memiliki perpaduan dengan suatu budaya tradisional yang bersifat mistisme yang disebut dengan istilah mantra.

Aji rajah kolocokro oleh masyarakat Jawa sering digunakan sebagai bentuk perlindungan dari malapetaka hingga gangguan makhluk gaib.

Bentuk perlindungan ini diwujudkan dengan adanya penulisan mantra di kain mori yang dipendam di tengah-tengah rumah.

Baca Juga: Ketika Rasulullah Terkena Santet dari Dukun Kaum Yahudi di Madinah

Ritual ini biasa dilakukan sesudah bentuk dasar rumah selesai dibuat, peletakan rajah juga dibarengi dengan acara selamatan pada awal pembangunan rumah.

Kegunaannya yaitu supaya rumah, orang yang tinggal di dalamnya, serta di lingkungan sekitarnya terlindungi dari malapetaka.

Selain itu juga dalam kebiasaan masyarakat Jawa, mantra ini dituliskan di atas kertas beberapa kali dan dimasukkan ke dalam botol berisi air.

Menuliskan rajah Kolocokro dipercayai harus menghadap kiblat dan dalam kondisi suci, baik tempat maupun barang rajahannya.

Baca Juga: Ketika Seorang Arab Badui Mengencingi Masjid Nabawi, Begini Reaksi Rasulullah

Kemudian diteruskan dengan mengguyurkan air tersebut ke sekeliling rumah sambil merapalkan aji kolocokro serta dibarengi dengan membaca ayat kursi.

Rajah kolocokro dikenal ampuh sebagai tameng untuk melindungi diri, masyarakat Jawa yang menguasai aji kolocokro bisa menggunakannya untuk memberikan perlindungan berupa pagar gaib kepada harta benda, rumah, orang lain, dan dapat menolak bala dari makhluk gaib.

Biasanya rajah ini berupa sinar yang memancar dari dalam dada pemiliknya, sinar yang keluar berwarna kuning keemasan dengan sinar putih di dalamnya, hal itu mempunyai makna tentang kesucian jiwa.

Sinar itu berguna sebagai perisai yang melindungi bagian depan dan untuk melindungi sisi lain harus membuat rajah baru dan diniatkan untuk melindungi saja.

Baca Juga: Kisah Seorang Wali Allah Yang Namanya Tercatat Sebagai Penghuni Neraka

Sedangkan untuk menguasainya tentu ada beberapa laku yang perlu ditempuh. Pertama, bisa memulainya dengan berpuasa, dimulai pada hari selasa kliwon selama 40 hari.

Tujuannya adalah untuk dapat meredam hawa nafsu keduniawian, kemudian berlanjut dengan berpuasa mutih selama tujuh hari, dan puasa ini bermaksud agar nafsu panas seperti egois, birahi, dan amarah bisa benar-benar diredam.

Selama menjalankan puasa, diharuskan tetap merapal aji kolocokro sambil menenangkan diri, merendahkan diri pada Sang Maha Agung, serta menyatu dengan alam.

Aji kolocokro memerlukan guru spiritual agar selama proses pembelajaran, guru spiritual ini dapat terus mentransfer energi ke muridnya dengan pengijazahan menggunakan lisan dan tulisan.

Baca Juga: LENGKAP Cara Merawat Ikan Channa Red Barito, Hasil Jebret Merah Maksimal

Mantra aji kolocokro bisa dahsyat kekuatannya dengan seringnya diwiridkan setiap hari.

Perlu diingat! bahwa dalam merapalkan mantra kolocokro harus dengan jiwa yang bersih dari sifat keduniawian.

Itulah sekilas tentang mantra aji kolocokro peninggalan Sunan Kudus yang merupakan ulama dan anggota dari Walisongo.***

 

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube Mistik Mistis

Tags

Terkini

Terpopuler