Keramat Mbah Kholil Bangkalan Membingungkan Penjajah Belanda, Membelah Diri dan Bagikan Uang

7 Juli 2022, 19:00 WIB
Mbah Kholil Bangkalan memiliki kisah dahsyat saat dipenjara penjajah Belanda. /facebook/udin/

PORTAL MAJALENGKA - Keramat Mbah Kholil Bangkalan kerap kali membantu masyarakat yang kesulitan.

Dikisahkan, keramat Mbah Kholil Bangkalan pernah digunakan untuk membantu ekonomi rakyat Madura pada waktu zaman penjajahan.

Kisah keramat Mbah Kholil Bangkalan diceritakan oleh KH Husein Ilyas saat mengisi Mauidzoh Hasanah dalam sebuah acara pernikahan.

Pada zaman penjajahan, Mbah Kholil Bangkalan dikenal total saat membantu dan membela rakyat. Saat itu, rakyat sedang kekurangan pangan. Tetapi di Madura, berkah dari Mbah Kholil Bangkalan tidak ada orang yang kekurangan pangan.

Baca Juga: Respon Kaget Santri Mbah Kholil Bangkalan saat Menurunkan Beras dari Bangsa Jin, Kisah Wali Allah

Hal itu dikarenkan Mbah Kholil Bangkalan setiap pagi selalu berseru kepada masyarakat Madura.

“Wahai saudara-saudara, mari kumpul di sini, yang bisa meluangkan waktu untuk ikut sembahyang saya ajak untuk sembahyang. Adapun yang tidak ada waktu pokoknya yang penting bisa datang, akan saya suruh wiridan, bagi yang ada waktu untuk ikut wiridan saya ajak wiridan. Adapun bagi yang tidak ada waktu pokoknya kalian diam saja yang penting datang,” begitu seterusnya kata Mbah Kholil Bangkalan.

Setelah Mbah Kholil Bangkalan melakukan wiridan, sajadahnya pun lalu dikibas-kibaskan. Seketika uang menggunung di dalam pengimaman itu.

Pada zaman dahulu, orang-orang masih menggunakan uang koin putih. Mbah Kholil Bangkalan selalu mengasihi semuanya, baik yang ikut sembahyang ataupun yang ikut wiridan maupun yang tidak melakukan apa-apa sama.

“Yang butuh uang silahkan diambil sendiri,” ujar Mbah Kholil.

Baca Juga: Keramat KH Dimyati Rois, Bisa Hentikan Hujan hingga Tangan Tidak Mempan Terbakar Api

Namun Mbah Kholil Bangkalan berpesan jangan sampai salah kaprah. “Kalau keluargamu satu ya ambilnya satu saja, kalau keluargamu dua ya ambil dua saja, kalau keluargamu sepuluh ya ambil sepuluh saja,” kata Mbah Kholil Bangkalan.

Akan tetapi, ada saja rakyatnya yang menyalahi aturan tersebut. Dikisahkan ada yang keluarganya hanya satu tapi saat mengambil uang, dia memasukkannya ke dalam kopiah.

Di samping itu, ada yang keluarganya sepuluh tapi hanya mengambil satu kemudian dimasukkan ke sakunya.

Keajaiban pun terjadi setelah mereka pulang ke rumah masing-masing. Meskipun diwadahi kopiah uangnya, akan tetapi setelah dibuka isinya tetap satu karena keluarganya hanya satu.

Meskipun hanya mengambil satu, jika keluarganya ada sepuluh, ketika merogoh sakunya maka akan tetap mendapatkan sepuluh koin.

Baca Juga: Cinta Pertama Mbah Hasyim Asy'ari Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Siapa Sosoknya?

Setelah orang Madura itu tidak ada yang kekurangan pangan, pihak Belanda menyelidiki kabar tersebut.

Ketika Polisi dari Belanda itu bertanya, pengikut Mbah Kholil Bangkalan menjawabnya berkat dari barokahnya Mbah Kholil Bangkalan.

Mbah Kholil Bangkalan kerjaannya setiap pagi bagi-bagi uang cukup untuk makan sehari-hari.

Pihak Belanda sebagai penjajah mendengar berita seperti itu dianggap suatu ancaman menyaingi kekuatannya. Alhasil, Mbah Kholil Bangkalan pun didatangi oleh Belanda.

“Pak, katanya anda bagi-bagi uang, pakah itu benar?,” tanya Polisi Belanda itu. “Apa anda mencetak uang? Jika iya, mana cetakannya,” lanjutnya.

Baca Juga: Kisah Santri Ngaji di Atas Air Sungai dan Daun Pohon Pisang, Bukti Keramat Kyai Jauhar Balerante

Mbah Kholil Bangkalan mengatakan cetakannya adalah mulut, polisi Belanda pun akhirnya menangkap dan memenjarakan Mbah Kholil Bangkalan.

Mbah Kholil Bangkalan memang dikenal sebagai orang sakti. Dimasukkan tahanan memang kelihatannya di dalam tahanan, akan tetapi tiap pagi Mbah Kholil Bangkalan tetap sembahyang Dhuha di langgarnya yang pengimamannya terdapat 3 pintu.

Setiap pagi, Mbah Kholil Bangkalan tetap membagikan uang kepada masyarakat. Akhirnya ada seseorang yang lapor ke penjajah Belanda bahwa Mbah Kholil Bangkalan di dalam tahanan tapi stiap pagi tetap membagikan uang kepada rakyatnya.

Jika dilihat di tahanan itu ya ada, didatangi ke Mushola itu bagi-bagi uang itu ya juga ada.

Pihak kepolisian Belanda sempat ingin lihat kejanggalan tersebut.

Baca Juga: MAKAM GUS DUR AMBLES, Keanehan Terjadi, Benarkah Gus Dur Seorang Wali?

“Yang Mbah Kholil Bangkalan beneran ini yang mana? kalau yang ini saya tangkap, di sana sudah ada, kalau tak kumpulkan ya nanti kalau malah tambah banyak bagaimana?,” kata Polisi Belanda kebingungan.

Konon, akibat dibingungkan oleh Mbah Kholil Bangkalan, polisi Belanda itu tiba-tiba perutnya penuh, dadanya sesak. Polisi Belanda itu tidak bisa  buang angin dan juga tidak bisa buang air besar, serta tidak bisa kencing.

Polisi Belanda yang merasakan demikian pun bingung. Ia mencoba mendatangi salah satu sesepuh Jawa, karena disuntik tidak mempan dan diobati juga tidak mempan.

“Mbah, sakit saya ini obatnya apa?,” kata Polisi Belanda. “Anda itu telah menganiaya orang suci,” jawab sesepuh itu.

“Namanya Kyai, namanya ulama, jadi anda ini bisa sembuh dengan 1 syarat. Orang yang anda aniaya dan sampai masuk tahanan itu harus anda keluarkan,” perintah sesepuh itu kepada Polisi Belanda.

Baca Juga: Mukjizat Nabi Khidir: Dipenggal Dajjal Karena Menentangnya dan Dapat Hidup Kembali

Akhirnya setelah mendapatkan pencerahan dari sesepuh tadi, Polisi Belanda ini pun kembali dan mendatangi Mbah Kholil Bangkalan dengan dibawakan sebuah kereta.

“Mbah, bagaimana Mbah saya iringi pulang dengan naik kereta?,” kata Polisi Belanda.

“Kyai itu tidak boleh bohong, harus menepati janji,” jawab Mbah Kholil.

“Bagaimana Mbah maksudnya?,” kata Polisi Belanda.

“Katanya kan aku ini dihukum itu tujuh hari? Nah ini kan masih ada dua hari, aku ya tidak mau nanti dibilang Kyai tukang bohong,” kata Mbah Kholil Bangkalan.

Baca Juga: ADU DOMBA MATARAM Perang Saudara Antara Cirebon dan Banten, Dua Sultan Keturunan Sunan Gunung Jati

“Kalau nunggu sampai tujuh hari ya sudah jadi kandang tubuh ini Mbah,” kata Polisi Belanda itu.

Meski demikian, Mbah Kholil Bangkalan tetap tidak ingin pulang. Begitulah kekuatannya ulama zaman dahulu.

Itulah salah satu perjuangan dan keramat Mbah Kholil Bangkalan kepada masyarakat Madura. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: PAW Channel

Tags

Terkini

Terpopuler