PORTAL MAJALENGKA - Konon ada seorang dzuriah Rasulullah SAW asal Pasuruan, datang kepada Mbah Kholil Bangkalan Madura.
Sang Habib meminta sebuah amalan atau wiridan kepada Mbah Kholil Bangkalan Madura agar dagangannya laris, karena sang Habib sering bangkrut dalam usahanya.
Mbah Kholil Bangkalan sangat hormat kepada keturunan Rasulullah SAW, dan tidak tega melihat cucu Rasulullah SAW hidupnya kesulitan urusan ekonomi.
Takut mengecewakan keturunan Rasulullah SAW, maka Mbah Kholil Bangkalan Madura memberikan tulisan doa agar diamalkan agar dagangannya laris kemudian menjadi mapan secara ekonomi.
Setelah mendapat amalan berupa doa yang ditulis langsung oleh Mbah Kholil Bangkalan Madura, maka sang Habib Muda itu kembali ke Pasuruan.
Sesampainya di Pasuruan, Habib muda sowan ke kediaman Habib Abdullah Al Haddad Bangil yang merupakan Habib Sepuh. Sesampainya di rumah Habib Al Haddad langsung ditanya dari mana.
“Ini saya mendapat doa yang ditulis langsung oleh Syekh Kholil Bangkalan,” ucapnya sambil memperlihatkan doa tersebut.
Melihat tulisan doa tersebut Habib Abdullah Al Haddad langsung mengambil dan merobek-robek doa itu, padahal sang pedagang yang juga Habib belum hafal doa tersebut.
“Ini doa apaan,” ucap Habib sepuh murka.
Habib Abdullah Al Haddad seakan menyalahkan Mbah Kholil Bangkalan dalam memberikan doa dan wiridan kepadanya.
Habib muda tersebut akhirnya kembali ke Madura sowan menemui kembali ke kediaman Mbah Kholil Bangkalan.
“Maaf ini bib, sudah saya tuliskan kembali doa yang dirobek-robek oleh Habib Abdullah Al Haddad,” ucap Mbah Kholil Bangkalan dengan memberikan secarik kertas bertuliskan amalan.
Habib muda semakin kaget dan terperanjat dengan Karomah Mbah Kholil Bangkalan. Kira-kira hatinya berkata, “betapa saktinya Mbah Kholil ternyata sudah tahu tujuan kedatangan ku”.
“Memang benar doa dan wiridan dari Mbah Kholil Bangkalan itu doa menjadi orang yang kaya. Saya merobek-robek doa itu karena saya khawatir jika engkau membaca doa ini, engkau menjadi orang kaya raya,” ujar Habib Abdullah Al Haddad.
“Ketika berubah menjadi orang kaya engkau akan sibuk dengan kekayaanmu, sehingga lupa dengan membaca wirid,” sambung Habib sepuh ini. *