PORTAL MAJALENGKA - Satu daerah yang paling angker di Tanah Jawa adalah Ponorogo, daerah ini tidak bisa dimasuki Sunan Gunung Jati dan Walisongo lainnya.
Selain Sunan Gunung Jati, delapan anggota Walisongo lainnya pernah mencoba hendak memasuki Ponorogo.
Namun Sunan Gunung Jati dan 8 Walisongo yang mencoba masuk ke Ponorogo selalu saja gagal.
Berikut Walisongo yang pernah mencoba hendak masuk ke Ponorogo untuk menyebarkan agama Islam di sana:
1. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim.
2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat
3. Sunan Bonang atau Raden makhdum Ibrahim.
4. Sunan Drajat atau Raden Qosim
5. Sunan Kudus atau Jafar Shodiq
6. Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
Baca Juga: Ada TKI di Balik Kemenangan Telak Timnas Indonesia atas Nepal pada Kualifikasi Piala Asia 2023
7. Sunan Kalijaga atau Raden Sahid
8. Sunan Muria atau Raden Umar said dan 9. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah
Pada zaman dahulu kala Ponorogo merupakan daerah yang paling angker di Jawa.
Karena Ponorogo ini adalah satu daerah yang memiliki penunggu atau penjaga daerah Ponorogo, penunggu ini adalah Singa Barong.
Hingga pada suatu hari ada seorang wali yang memiliki karomah sakti luar biasa, dia adalah Batoro Katong.
Batoro Katong adalah adik dari Raden Fatahillah, Batoro Katong merupakan salah satu wali yang ada di tanah Jawa,
Karomah kesaktian yang dimiliki Batoro Katong diyakini melebihi dari Sunan Gunung Jati dan Walisongo lainnya.
Baca Juga: Hasil Akhir Indonesia vs Nepal, Akhiri Penantian 15 Tahun Indonesia Lolos Piala Asia 2023
Pasalnya Batoro Katong inilah yang mampu masuk dan menembus daerah anger Ponorogo.
Batoro Katong akhirnya dapat mengajak rakyat Ponorogo untuk memeluk ajaran agama Islam.
Untuk bisa masuk ke daerah Ponorogo, Batoro Katong menggunakan kecerdasan nya yang ia miliki.
Saking cerdik dan hebatnya batoro katong dalam upaya menyebarkan ajaran Islam ke wilayah Ponorogo, ia akhirnya mendapatkan julukan.
Baca Juga: Hasil Babak Pertama Indonesia vs Nepal, Diwarnai Kartu Merah Indonesia Unggul 2 Gol
Batoro Katong dijuluki lir katyo Dewo yang memiliki arti yaitu Manusia sakti setengah dewa.
Batoro Katong dalam menyebarkan agama Islam ke wilayah Ponorogo dengan cara melalui kesenian.
Batoro Katong menggunakan kesenian tari agar mudah dicerna oleh masyarakat. Kesenian tersebut adalah kesenian reog.
Kiai Husein Ilyas menjelaskan bahwa, reog merupakan bahasa dari huruf Arab dan nun yang berarti firasat yang benar.
Firasat tersebut digambarkan dalam topeng reog oleh Batoro Katong, sebagai burung gagak merak yang sedang menduduki kepala macan.
Burung gagak merak yang menggigit tasbih tersebut ber filosofikan agama Islam.
Sedangkan kepala macan tersebut digambarkan sebagai Singo Barong.
Baca Juga: Perang Saudara, Anthony Sinisuka Ginting Singkirkan Tommy Sugiarto di 32 Besar Indonesia Open 2022
Sunan Batoro Katong dimakamkan di Kaliwungu Kendal Jawa Tengah, yaitu di atas bukit, semoga Kisah ini bermanfaat.***