Rumah Syekh Bayanullah Jadi Saksi Kisah Cinta Orang Tua Sunan Gunung Jati

9 Juni 2022, 07:22 WIB
Rumah Syekh Bayanullah Jadi Saksi Kisah Cinta Orang Tua Sunan Gunung Jati /Pixabay/

PORTAL MAJALENGKA - Rumah Syekh Bayanullah menjadi saksi kisah cinta kedua orang tua Sunan Gunung Jati.

Dalam naskah Purwaka Caruban Nagari dikisahkan Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana bersama Nyimas Rara Santang menunaikan haji.

Keduanya berangkat haji diminta gurunya Syekh Dzatul Kahfi.

Baca Juga: Keluasan Ki Lobama Guru Ghaib Mbah Kuwu Cirebon, Jauh Sebelum Sunan Gunung Jati dan Walisongo

Syekh Dzatul Kahfi memberi petunjuk saat di Mekkah keduanya bisa tinggal di rumah adiknya, Syekh Bayanullah.

Namun, setelah menyelesaikan ibadah haji, Raden Walangsungsang dan Nyimas Rara Santang berubah pikiran.

Mereka tidak langsung kembali ke Caruban atau Cirebon, tetapi memilih tinggal beberapa saat di Mekkah.

Baca Juga: Sunan Drajat Pindahkan Masjid Mbok Rondo Mantingan Secepat Kilat, Kisah Walisongo dan Sunan Gunung Jati

Keduanya ingin menyempurnakan ilmu agama Islam kepada Syekh Bayanullah.

Ternyata, keputusan ini menjadi petunjuk dari Allah bagi Nyimas Rara Santang karena mempertemukan dengan jodohnya seorang Sultan dari Mesir.

Dikisahkan, awal pertemuan Nyai Rara Santang bersama Maulana Syarif Mahmud yang dikenal dengan Syarif Abdullah.

Baca Juga: Ambisi Patih Gajah Mada Taklukan Seluruh Kerajaan, Hingga Serang Prabu Siliwangi Maha Raja Lingga Buana

Saat itu sang raja singgah di tempat Syekh Bayanullah bersama rombongan Kesultanan setelah menunaikan ibadah haji.

Keduanya pun bertemu di rumah Syekh Bayanullah yang merupakan adik dari Syekh Dzatul Kahfi.

Merasa saling tertarik saat bertemu, tidak lama proses perjodohan pun terjadi di tempat Syekh Bayanullah.

Pernikahan Nyai Rara Santang dengan Sultan Mesir tersebut berjalan dengan baik.

Seluruh prasyaratan sudah terpenuhi, terutama wali dari pihak perempuan.

Raden Walangsungsang sebagai kakak laki-laki tertua tampil sebagai wali nikah, mewakili ayahandanya.

Prabu Siliwangi dipisahkan jarak dan dianggap berbeda keyakinan.

Pernikahan keduanya tidak hanya menyatukan sepasang manusia, tetapi mempersatukan dua wilayah yang terpisah jarak ribuan kilometer.

Memadukan dua bahasa, tulisan, budaya dan sejumlah perbedaan lain menjadi sesuatu keharmonisan.

Dari pernikahan Nyai Rara Santang dengan Sultan Maulana Syarif Mahmud kemudian dianugrahi dua orang putra.

Kedua putra mereka nantinya sama-sama menjadi penghulu umat di wilayah masing-masing.

Putra pertamanya lahir pada tahun 1448 M di Mekkah ketika Nyai Rarasantang menunaikan ibadah haji yang kedua

Dia adalah Syarif Hidayatullah yang di kemudian hari dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.

Sunan Gunung Jati menjadi penghulu umat di tanah Caruban, bertanggung jawab terhadap wilayah yang sampai hari ini kita kenal sebagai Kesultanan Cirebon.

Sedangkan putranya yang kedua bernama Syarif Nurullah, menggantikan posisi ayahnya menjadi Sultan Mesir.

Syarif Nurullah sesungguhnya hanya menggantikan sang kakak Syarif Hidayatullah yang menolak menerima tahta.

Sunan Gunung Jati menginginkan menjadi guru agama Islam dan memilih pergi ke Tanah Jawa. ***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Indramayu Hits

Tags

Terkini

Terpopuler