CARA DAKWAH Sunan Gunung Jati Melalui Budaya Gamelan Saketan

20 Maret 2022, 21:30 WIB
ILUSTRASI Gamelan Sekaten, salah satu media dakwah Sunan Gunung Jati yang mengakulturasikan budaya lokal. /

PORTAL MAJALENGKA - Sunan Gunung Jati merupakan seorang Sultan dan ulama, dan memiliki nilai-nilai yang terus ditanamkan kepada masyarakat.

Beberapa ajaran Sunan Gunung Jati yang terus dilakukan hingga saat ini yaitu menjaga silaturahmi, salah satunya dengan pernikahan antarsuku.

Sunan Gunung Jati juga memberdayakan sumber daya manusia dengan memberikan praktik membuat kerajinan, yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

Kemudian Sunan Gunung Jati juga memimpin masyarakat dengan berlandaskan kasih sayang dan penuh pengertian. Sunan Gunung Jati mengubah pajak menjadi zakat atau infak atau sedekah.

Baca Juga: Cara Berpikir Global Sunan Gunung Jati Melakukan Hubungan Politik dengan Dinasti Ming dari China

Kebijakan Sunan Gunung Jati untuk menghentikan pengiriman garam dan terasi sebagai upeti ke Pajajaran juga diterapkan di Kesultanan Cirebon.

Dikutip Portal Majalengka dari berbagai sumber, Sunan Gunung Jati juga memiliki cara tersendiri untuk menyebarkan ajaran Islam. Dia menggunakan kebudayaan lokal Gamelan Sekaten.

Filosofi gamelan sekaten berasal dari kata Syahadatain atau dua kalimat syahadat.

Dinamakan Gamelan Sekaten, karena Sunan Gunung Jati membuat aturan bagi masyarakat yang ingin melihat pertunjukan gamelan sekaten harus membaca dua kalimat syahadat (masuk Islam).

Baca Juga: Hasil Race Moto3 2022 Mandalika: Mario Aji Gagal Tembus 10 Besar

Pendekatan melalui gamelan sekaten dilakukan untuk memenuhi unsur syariah, bahwa tidak boleh memaksa seseorang untuk memeluk agama Islam dan yang diperbolehkan adalah mengajarkan perihal keislaman kepada mereka.

Sesuai dengan keterangan dalam Alquran surat Albaqarah ayat 256 yang artinya “Tidak ada paksaan dalam memeluk agama. Sungguh telah jelas antara kebenaran dan kesesatan”.

Dengan izin dan ridha Allah SWT, Sunan Gunung Jati berhasil menyirami bumi Cirebon dengan iman tauhid Laa Ilaha Illallah.

Dia melaksanakan tugasnya sebagai panatagama. Tugasnya dilaksanakan dengan dasar-dasar dogmatis dan rasional yang menopang kegiatannya.

Baca Juga: BPJPH Roadshow Cari Pembiayaan Untuk Sertifikat Halal Gratis Bagi UMK

Antara lain ke teguhan iman dan sikap takwa yang murni dan ikhlas dalam berjuang untuk menyebarkan agama Allah.

Untuk melihat Gamelan Sekaten masyarakat tidak dipungut biaya, Sunan Gunung Jati hanya meminta masyarakat yang ingin melihat membaca dua kalimat Syahadat.

Dari situlah banyak masyarakat yang mulai masuk Islam melalui media kesenian gamelan Sekaten.

Hakikat dari dari nilai-nilai seni yang dibawa Sunan Kalijaga berhasil menyebarkan agama Islam di Cirebon.

Baca Juga: Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara, Jauh Sebelum Sunan Gunung Jati dan Walisongo Ada

Dengan menanamkan nilai-nilai kebudayaan local, Sunan Gunung Jati berharap agama Islam akan tersebar luas dan selalu menjadi panutan bagi masyarakat Cirebon.

Hingga saat ini Gamelan Sekaten masih menjadi bagian tradisi sakral Keraton di Cirebon ketika Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. *

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler