Pertama di Dunia, Indonesia Gelar Simulasi Vaksinasi Covid-19

- 19 November 2020, 10:30 WIB
Menteri Kesehatan Terawan memberikan keterangan terkait simulasi vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Rabu 18 November 2020
Menteri Kesehatan Terawan memberikan keterangan terkait simulasi vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Rabu 18 November 2020 /Chris Dale/

PORTAL MAJALENGKA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan pelaksanaan vaksinasi bakal diselenggarakan akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021 mendatang.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat inspeksi mendadak dalam pelaksanaan simulasi vaksinasi Covid-19, di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor, Jawa Barat Rabu 18 November 2020.

Jokowi menyampaikan vaksin Covid-19 yang digunakan dalam program vaksinasi Covid-19 di Tanah Air merupakan vaksin yang terdaftar dan disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: 10.000 Prajurit Akan Terima Vaksin Covid-19

Sementara Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan simulasi vaksin Covid-19 yang dilakukan pemerintah Indonesia menjadi sorotan dunia.

“Anda bisa lihat itu teman dari WHO juga datang karena menganggap kita ini yang pertama melakukan simulasi vaksinasi, di dunia dianggap yang pertama,” kata Terawan di Puskesmas Tanah Sereal Bogor Jawa Barat, Rabu 18 November 2020.

Terawan menyampaikan hal tersebut seusai mendampingi Presiden Joko Widodo yang memantau pelaksanaan simulasi vaksin Covid-19 di Puskesmas Tanah Sareal, yang memiliki capaian imunisasi rutin di atas 90 persen.

Baca Juga: Jokowi Mengaku Siap Jadi Orang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19

Simulasi digelar untuk mempersiapkan standar operasional prosedur dan tata cara pelaksanaan, sehingga apabila dijalankan maka puskesmas segera memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Kami selalu berkoordinasi dengan wakil rakyat dari Komisi IX namun juga kulonuwun dengan kepala daerah, dengan Pak Wali Kota dan dari WHO juga ikut memantau supaya orisinalitas kita dalam melakukan simulasi itu sesuai fakta, apa yang mau kita lakukan,” ungkap Terawan.

Terawan juga mengungkapkan Kementerian Kesehatan terus melakukan pelatihan agar semakin banyak tenaga vaksinator untuk melakukan vaksinasi.

Baca Juga: Waspada Mitos Bahaya Vaksin Covid 19, Ini Faktanya!

“Itu menjadi sorotan dunia karena apa yang akan kita lakukan. Kita siapkan diri dan terus menerus berlatih. Sehingga kalau vaksin itu sudah ada, kita tinggal melaksanakan. Supaya tidak kagok, tidak gagap,” jelas Terawan.

Namun Terawan mengaku belum menentukan merek vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat.

“Kan terus ada dinamikanya dan apa yang dikatakan Bapak Presiden kita akan membeli yang ada dalam list WHO, dan kita konsultasikan dengan WHO terus apa yang paling rasional untuk dibeli,” ungkap Terawan.

Baca Juga: Kang Emil Justru Apresiasi Irjen Rudy Sufahriadi yang Jadi Relawan Vaksin Covid-19

Terawan pun tidak menjelaskan bagaimana kemajuan uji klinis yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Universitas Padjadjaran Bandung.

“Kalau berita kan terus saja dinamikanya luar biasa tetapi berkomunikasi dengan badan dunia itu yang terpenting. Ya (vaksin) belum datang, nanti kalau datang pertama pasti akan diumumkan. Ini belum ada yang datang, saya cerita apa?” tambah Terawan.

Saat ini Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman juga mengembangkan vaksin Merah Putih sebagai vaksin Covid-19 buatan dalam negeri.

Baca Juga: Uji Vaksin Sinovac Dalam Kondisi Aman

“Vaksin merah putih tanyakan kepada Menteri BRIN yang jadi leading sector supaya lebih detail, supaya tidak salah,” kata Terawan.

Terawan menilai bahwa perkembangan vaksin di dunia tampak menjanjikan.

“Sampai detik ini kan berkembang terus. Kita tidak bisa ngomong apa-apa sebelum lihat list mana yang ada di WHO yang datang yang mana. Akan kita sampaikan tapi on schedule. Bapak Presiden selalu on schedule. Kita upayakan, kita akan lakukan apa yang Bapak Presiden sudah katakan,” jelas Terawan.

Baca Juga: Izin Penggunaan Darurat Vaksin Dapat Dikeluarkan dengan Perhatikan Keamanan, Khasiat, dan Mutu

Pemerintah Indonesia sudah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal China yaitu Sinovac, Sinopharm dan CanSino masing-masing 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin. Vaksin itu rencananya akan diproduksi oleh BUMN PT Bio Farma.

Uji klinis tahap ketiga vaksin Covid-19 Sinovac sedang dilakukan oleh tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran sejak Agustus 2020.

Tercatat sudah ada 1.620 orang relawan yang mendapatkan suntikan pertama dan belum ditemukan efek samping.

Baca Juga: Prof Kusnandi : Tidak Ada Hal-Hal yang Mengkhawatirkan Dari Uji Klinik Vaksin Covid 19 Fase 3

Bio Farma diminta untuk mulai menyiapkan vaksin Covid-19 siap edar sebanyak tiga juta dosis mulai November 2020, tapi penggunaannya tetap menunggu persetujuan dari BPOM.

Selain dengan China, Indonesia menjalin kerja sama vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) pertengahan Agustus, dengan memasok 10 juta dosis vaksin melalui kerja sama dengan PT Kimia Farma.

Kemudian masih ada 100 juta dosis vaksin Covid-19 yang diproduksi AstraZeneca diharapkan dapat dilakukan pengiriman pertama pada kuartal kedua 2021. ***

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah