Mayoritas Tidak Percaya Keamanan, 7,60 Persen Masyarakat Tidak Mau Divaksin Covid-19

- 26 Oktober 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi vaksin COVID-19. Sekitar 7,60 persen masyarakat tidak mau divaksin
Ilustrasi vaksin COVID-19. Sekitar 7,60 persen masyarakat tidak mau divaksin /- Foto : ScienceBoard

PORTAL MAJALENGKA - Survei Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF mengungkapkan bahwa 7,60 persen masyarakat di Indonesia tidak mau divaksinasi.

Fakta tersebut disampaikan Project Integration Manager of Research and Development Division PT Bio Farma, Neni Nurainy.

“Pertanyaan dari survei tersebut, jika pemerintah memberikan vaksin COVID-19, apakah Anda dan keluarga akan ikut imunisasi? 7,60 persen menjawab tidak mau,” kata dia, Senin 26 Oktober 2020.

Baca Juga: PKB Minta Pilkada Serentak 2020 Ditunda, Sambil Menunggu Vaksin Covid 19 Masuk ke Indonesia

Namun sebagain besar masyarakat, yakni 64,81 persen menjawab setuju divaksinasi. Selain itu, terdapat pula 27,60 persen masyarakat yang belum tahu divaksin atau tidak.

Dia mengatakan dari 7,60 persen masyarakat yang tidak mau divaksin tersebut ternyata memiliki beragam alasan yang berbeda-beda.

Pertama, mereka tidak yakin dengan keamanan vaksin dengan persentase sebesar 59,03 persen.

Baca Juga: Stafsus Menteri BUMN : Vaksin Covid untuk Mencegah, Bukan Mengobati

Kemudian ditemukan alasan masyarakat tidak yakin efektivitas vaksin sebesar 43,17 persen, 24,20 persen takut efek samping vaksin, dan 26,04 persen tidak percaya vaksin.

Dalam survei itu juga ditemukan alasan masyarakat menolak atau tidak mau divaksin karena masalah agama sebesar 15,97 persen, dan 31,24 persen karena alasan lainnya.

Berdasarkan hasil survei 30 September 2020 tersebut, semua elemen perlu melakukan komunikasi dan advokasi terhadap masyarakat. “Perlu disampaikan pentingnya vaksin,” katanya.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Merusak DNA? Lihat Faktanya Disini

Apalagi dalam waktu dekat pemerintah segera melakukan vaksinasi sehingga perlu komunikasi dan sosialisasi lebih intensif kepada masyarakat, terutama yang menolak divaksin tersebut.

Dia menerangkan vaksin hanya salah satu cara dari sekian banyak upaya penananganan wabah. Jadi bukan bukan satu-satunya apalagi senjata pamungkas.

“Jadi manfaat vaksin, selain mengontrol kematian juga mencegah kecacatan dan komplikasi akibat penyakit,” katanya.

Baca Juga: Menkominfo : Masyarakat Harus Tahu Informasi Vaksin Covid-19

Sebagai contoh, sebelum ini vaksin telah berhasil menyelamatkan nyawa sekitar 2,7 juta manusia karena campak, dua juta dari bahaya tetanus dan satu juta karena pertussis.

Bahkan beberapa penyakit telah dieradikasi oleh vaksin, misalnya cacar api yang terjadi pada tahun 1979.

Karena efektivitas vaksin, maka terjadilah eradikasi dan tidak ada lagi penyakit tersebut di dunia.

Baca Juga: Berapa Harga Vaksin Covid 19 Ketika Nanti Beredar di Indonesia?

Selain itu, terdapat pula eliminasi atau penurunan pada beberapa penyakit di antaranya rubella, campak, dan pertussis.

“Pada intinya vaksin menimbulkan kekebalan pada individu, kelompok dan juga global,” katanya. ***

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x