Waspada, Pneumonia Bunuh 19.000 Balita di 2018

- 26 September 2020, 08:08 WIB
Ilustrasi bakteri penyebab penyakit pneumonia.
Ilustrasi bakteri penyebab penyakit pneumonia. /pixabay

PORTAL MAJALENGKA – Sejak awal 2020, masyarakat Indonesia dan dunia sangat mewaspadai penyebaran Covid-19, khususnya penularan terhadap balita.

Namun selain Covid-19, masyarakat juga harusnya tetap waspada terhadap penyakit-penyakit lain yang menjadi penyebab kematian balita.

Salah satunya adalah pneumonia, penyakit berupa infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru yang dapat berisi cairan.

Baca Juga: Ingin Ginjal Anda Sehat? Jangan lakukan Hal Ini!

Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar kedua pada balita di Indonesia, selain diare yang juga salah satu penyebab terbesar.

Jika orang tua belum memahami pneumonia serta pencegahannya, orang tua bisa menyalahartikan gejala pneumonia sebagai gejala flu biasa. Sehingga anak tidak mendapat perawatan yang seharusnya.

Tanpa perawatan yang benar, pneumonia dapat mengakibatkan komplikasi seperti kesulitan bernafas, infeksi aliran darah, penumpukan cairan atau nanah di dalam atau di sekitar paru dan kematian.

Baca Juga: Hasil Temuan Peneliti, Covid-19 Bisa Bertahan Hidup dalam Tubuh Selama 5 Minggu

Berikut adalah empat fakta mengenai pneumonia agar buah hati dapat terlindung dari penyakit tersebut, seperti dikutip dari siaran resmi Pfizer, Jumat 25 September 2020.

  1. Pneumonia penyebab kematian terbesar kedua pada balita di Indonesia

Berdasarkan data yang dihimpun UNICEF, lebih dari 19.000 anak balita di Indonesia meninggal akibat pneumonia pada 2018.

Artinya, lebih dari dua anak di Indonesia setiap jamnya meninggal karena pneumonia.

Baca Juga: Selain Rokok, 5 Makanan Ini Berbahaya Bagi Tubuh Jika Dikonsumsi Tidak Seimbang

  1. Gejala Pneumonia dapat menyerupai gejala flu

Gejala awal dari pneumonia meliputi sesak napas, nyeri dada, demam, batuk, dan kehilangan nafsu makan yang mudah disalahartikan sebagai gejala flu biasa.

Orangtua sebaiknya jangan menunggu sampai anak terkulai lemas untuk memastikan bahwa anak sedang sakit.

Ketika ritme napas anak menjadi cepat, dan anak tampak tidak nyaman ketika bernapas, segera bawa si kecil ke dokter.

Baca Juga: Ini Bahaya Penggunaan Masker Scuba dan Buff

  1. Pneumonia dapat menular lewat berbagai agen dan medium

Pneumonia dapat disebabkan berbagai agen, mulai bakteri, virus, hingga jamur. Salah satu penyebab pneumonia paling umum adalah infeksi dari bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumokokus).

Agen tersebut dapat berpindah melalui udara (ketika batuk atau bersin), melalui darah termasuk dari persalinan, atau dari permukaan yang terkontaminasi.

Baca Juga: Tambah Usia, Kurangi Pedas

  1. Imunisasi PCV untuk melindungi anak

Orangtua dapat melindungi sang buah hati dengan menjalankan empat langkah sederhana, yakni melakukan imunisasi PCV ketika anak berusia 2, 4, 6, dan 12-15 bulan.

Cara efektif untuk melindungi anak-anak dari pneumonia adalah melalui imunisasi, meliputi imunisasi terhadap kuman Hib, pneumokokus, campak dan pertusis.

Pneumonia yang disebabkan bakteri pneumokokus dapat dicegah dengan imunisasi pneumococcal conjugate vaccine (PCV). Imunisasi PCV perlu dilakukan pada usia anak 2, 4, dan 6 bulan, dengan booster pada usia 12-15 bulan.

Baca Juga: Beberapa Manfaat Daun Sirih Merah

Namun, jika bayi sudah melewati usia 6 bulan dan belum menerima imunisasi PCV, maka pemberian imunisasi PCV dapat dilakukan sebagai berikut:

Pada usia 7-12 bulan: Imunisasi PCV dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak paling sedikit 1 bulan, dengan ditambah 1 dosis booster di usia 12 - 15 bulan. ***

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x