Mendengkur Bisa Sebabkan Kematian Mendadak, Begini Penjelasan Dokter

7 November 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi tidur. /Pexels/Andrea Piacquadio

PORTAL MAJALENGKA- Mendengkur bagi sebagian besar orang memang sudah menjadi hal yang biasa dan tidak dianggap sebagai masalah kesehatan.

Biasanya mendengkur dikaitkan dengan kondisi tubuh seseorang yang sedang merasa kelelahan.

Tidak semua orang mengalami kegiatan mendengkur saat tidur dan tidak pula terjadi setiap hari. suara dengkurang terjadi sewaktu-waktu karena ada faktor yang mempengaruhinya.

Baca Juga: Status Gunung Merapi Naik Menjadi Siaga, Warga Mulai Mengungsi

Meski pada praktiknya, suara dengkuran kerap mengganggu orang lain yang ada di sekitarnya.

Namun tahukah Anda jika ternyata mendengkur justru memiliki potensi serius dalam hal kesehatan seseorang?.

Sebagaimana idberitakan Pikiranrakyat-Bekasi.com dalam artikel "Mendengkur Bukan Hal Lumrah, Tapi Dokter Sebut Dapat Mengakibatkan Kematian? Simak Penjelasannya", lebih jauh lagi bahkan disebut-sebut dapat mengakibatkan kematian.

Baca Juga: Sudah Terdaftar Tapi Belum Menerima BLT Subsidi Gaji? Begini Cara Cek Status dan Faktor Penyebabnya


Agus Dwi Susanto dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mengungkapkan, kesalahan yang biasa terjadi di masyarakat adalah menganggap mendengkur sebagai tanda tidur nyenyaknya seseorang yang diakibatkan faktor kelelahan dalam beraktivitas.

Padahal hal tersebut erat kaitannya dengan kondisi saluran pernapasan seseorang.

"Sebenarnya mendengkur adalah gangguan penyempitan saluran napas saat tidur," kata Agus pada Sabtu, 7 November 2020.

Adanya penyempitan menyebabkan aliran udara yang masuk dalam saluran pernapasan menjadi berkurang, sehingga suplai oksigen yang menyebar keseluruh tubuh dampaknya turut menjadi berkurang.

Baca Juga: Setelah Covid-19 Tiongkok Kini Dilanda Wabah Baru, Ribuan Orang Menjadi Korban

Lebih jauh, Agus mengatakan mendengkur merupakan mekanisme awal terjadinya obstructive sleep apnea (OSA) yang menyebabkan berhentinya napas lebih dari 10 detik dan terjadi berulang, sehingga ini dapat dikatakan sebagai kondisi berbahaya.

"Hal ini sangat membahayakan karena OSA dapat mengakibatkan kematian mendadak saat tidur," tuturnya.

Tanpa memandang umur, OSA dapat terjadi pada semua usia, namun laki-laki dewasa di usia 40 tahun ke atas merupakan kelompok paling berisiko. Salah satu penyebab utama risiko OSA adalah kegemukan dan obesitas.

Baca Juga: Tips Menghadapi Wawancara Jelang Pendaftaran CPNS Tahun 2021

Sebab itu, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menekankan pentingnya menjaga kualitas tidur yang baik serta mengenali gejala gangguan tidur yang terjadi.

"Tidur yang berkualitas sangat penting bagi seluruh sistem dalam tubuh manusia seperti sistem saraf pusat, sistem pernapasan, sistem kardiovaskular, sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem genitourinaria, sistem endokrin dan sistem muskuloskeletal," katanya.***(TIM PRNM/PikiranRakyat.com)

 

 

 

 

 

 

Editor: Rasyid

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler