Ibnu Sina yang Pertama Kali Menamakan Penyakit Epilepsi, Apa Bisa Disembuhkan?

17 Juni 2022, 14:30 WIB
Ibnu Sina yang Pertama Kali Menamakan Penyakit Epilepsi, Apa Bisa Disembuhkan? /Kolase by Wandi /Jurnal Palopo

PORTAL MAJALENGKA - Epilepsi merupakan suatu gangguan pada sistem saraf pusat yang disebabkan oleh pola aktivitas listrik yang berlebihan dalam otak.

Hal ini yang menjadikan penderita epilepsi mengalami kejang secara berlebihan pada seluruh anggota tubuh.

Seseorang dinyatakan terkena epilepsi jika ia mengalami kejang yang berulang lebih dari satu kali tanpa penyebab yang jelas.

Baca Juga: Karomah Gus Dur Disaksikan Langsung oleh Kyai Masruri dan Membuatnya Kaget Luar Biasa

Dalam risalah medis dari Hipocrates lantas diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab, lalu menjadi rujukan pengembangan kajian kedokteran di dunia Islam.

Para dokter Muslim lantas membangun penelitian medis yang lebih maju untuk mengurai hal ihwal epilepsi.

Lebih dari seribu tahun lampau, ilmuwan dan dokter Muslim berhasil menyusun sejumlah teks dan risalah penting terkait epilepsi.

Baca Juga: GUS DUR Kalahkan Kehebatan Presiden-presiden Dunia, Berikut Kisahnya

Mereka berkiprah di pusat-pusat ilmu, seperti Baghdad, Kairo, dan Kordoba. Ibnu Sina (980-1037) memelopori kajian tentang epilepsi.

Ia mengategorikan epilepsi dalam unsur neuropsikiatri.

Menurut Syed Wasim dan Hasan Aziz, Ibnu Sina pula yang pertama kali memakai kata ‘epilepsi’ di bidang kedokteran. Kata itu terdapat dalam mahakarya berjudul al-Qanun fi at-Thibb atau Kanun Kedokteran.

Baca Juga: Indonesia Menyisakan Empat Nomor, Catat Jadwal Lengkap Perempat Final  Indonesia Open 2022

Ibnu Sina mengutip dari kata Latin, epilepsia, yang berarti ‘serangan dari luar.’ Ini salah satu kontribusi berharga dari umat Muslim di ranah medis dunia.

Istilah itu lantas digunakan secara luas di Eropa hingga berabad-abad kemudian. Para sejarawan sains tak hanya mengagumi, tapi juga membandingkan karya dan pemikiran Ibnu Sina dan Hipocrates.

Gejala utama epilepsi yang paling utama ialah mengalami kejang-kejang. Kejang pada penderita epilepsi terdapat dua tipe, yaitu kejang total dan kejang parsial. Hal itu bisa dilihat sesuai dengan tipenya.

Penyebab gangguan epilepsi sendiri belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, beberapa penelitian menduga beberapa aktivitas listrik dalam otak dapat menyebabkan epilepsi seperti cedera otak, meningitis, _cerebral palsy._

Dan beberapa diantaranya penyakit yang dapat meningkatkan seseorang terserang epilepsi diantaranya:

1. Riwayat epilepsi keluarga.
2. Stroke.
3. Demensia.

Epilepsi ini tidak dapat disembuhkan. Namun, ada obat-obatan yang dapat dikonsumsi untuk mengurangi frekuensi kejang. Jika pemberian obat-obatan tidak cukup efektif, dokter dapat merekomendasikan operasi.

Penderita gangguan kesehatan tertentu dapat menurunkan risiko terkena epilepsi dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga, dan tidak merokok.

Sedangkan pada ibu hamil, risiko terjadinya epilepsi pada bayi dapat dikurangi dengan rutin memeriksakan kandungan.

Sementara itu, Ibnu Sina membahas secara perinci segala hal tentang epilepsi. Mulai dari jenis, gejala, juga efek yang ditimbulkan. Ia menulis berbagai resep obat, yang terdiri atas bahan herbal dan kimia, bagi penyembuhan epilepsi. Selain itu, Ibnu Sina menyarankan terapi kejiwaan bagi pasien penyakit ini.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler