Kecerdasan sultan Hasanuddin membuat dirinya terkenal sehingga ketenarannya mampu mengalahkan penguasa Banten saat itu yang merupakan pamannya sendiri, prabu Pucuk Umum. Sejak saat itulah dakwah sultan Hasanuddin dalam menyebarkan Islam mengalami hambatan.
Hambatan paling besar datang dari pamannya sendiri, prabu Pucuk Umum yang bersikeras mempertahankan ajaran Sunda Wiwitan. Sampai kemudian prabu Pucuk Umum menantang keponakannya, sultan Hasanuddin untuk berperang.
Baca Juga: KPK Dalami Kasus Dugaan Korupsi Ade Yasin, 4 Saksi Dipriksa
Perang yang dilakukan keduanya bukan perang senjata melainkan adu ayam jago dengan alasan menghindari jatuhnya korban jiwa.
Keduanya sepakat dengan ketentuan kalau jago milik prabu Pucuk Umum kalah, maka kekuasaan wilayah Banten akan diserahkan kepada sultan Hasanuddin. Sebaliknya, jika jago sultan Hasanuddin kalah, maka dakwah Islam harus dihentikan.
Keputusan yang diambil oleh sultan Hasanuddin dalam menerima tantangan prabu Pucuk Umum, merupakan hasil musyawarah dengan pengawalnya yang bernama syekh Muhammad Shaleh, murid dari sunan Ampel dan sunan Gunung Jati yang memiliki kekuatan luar biasa.
Baca Juga: Ferrari California Indra Kenz Hasil Investasi Bodong Binomo yang Disita Polisi Senilai Rp3,5 Miliar
Hari yang ditentukan pun tiba, prabu Pucuk Umum siap membawa ayam jagonya yang akan bertarung dengan milik sultan Hasanuddin. Namun, ayam jago sultan Hasanuddin ternyata merupakan wujud lain dari syekh Muhammad Shaleh.
Pertarungan terjadi begitu sengit, bukan hanya ayam jago dari prabu Pucuk Umum dan sultan Hasanuddin saja yang saling serang, keduanya, antara prabu Pucuk Umum dan sultan Hasanuddin juga saling serang secara batin melalui ilmu kanuragan yang diberikan kepada ayam jago.
Akhirnya, ayam jago milik sultan Hasanuddin yang merupakan wujud lain dari syekh Muhammad Shaleh berhasil mengalahkan ayam jago prabu Pucuk Umum. Pengikut prabu Pucuk Umum pun terdiam dan merasa kecewa.