Istana baru tersebut dikenal dalam sejarah dengan nama Istana Sang Bhima Narayan.
Seperti kabar yang beredar, pada masa kelahiran Rara Santang, sang Prabu Gung Binetoro Raja Siliwangi bersabda yang disertai petir menggelegar , gemuruh guntur dan badai.
“Kelak putri keduaku ini, akan menjadi Ibunda dari berbagai Raja-raja besar di Nusantara. Dengan itu aku beri nama dia Rara Santang” Sabda Prabu Siliwangi.
Setelah ibundanya, Nyai Subang Larang wafat, Dewi Rara Santang memilih keluar Istana bersama kakak kandungnya Pangeran Walangsungsang.
Selama dalam pengembaraan Pangeran Walangsungsang mengganti namanya sebagai Cakrabuana untuk menutupi identitasnya dalam mengembara dari tempat satu ke tempat lainnya guna belajar agama Islam.
Dewi Rara Santang pada sekitar tahun 1443 M menjalankan ibadah haji bersama kakaknya, ke tanah suci.
Mereka berdua berguru di Bukit Amparan Jati Makkah kepada Syekh Nur Jati selama 3 (tiga) tahun dan mendirikan Pedukuhan di Kebon Pasir.
Di sana Dewi Rara Santang dinikahi oleh penguasa Mesir dan Palestina bernama Sultan Bani Israil atau Sultan Mahmud atau Sultan Hud.
Baca Juga: Keberadaan Orang Seperti Ini di Rumah Menjadi Sumber Keberkahan, Buya Yahya: Dia Seperti Magnet