Pengembaraan Rara Santang Anak Prabu Siliwangi Jadi Ibunda Sunan Gunung Jati (1)

15 Mei 2022, 09:30 WIB
Gambar ilustrasi. Dewi Rara Santang ibunda Raja Raja besar Nusantara /Pixabay/

PORTAL MAJALENGKA - Prabu Siliwangi bersama istrinya Ratu Subang Larang melahirkan 3 orang anak, dimana satu diantaranya adalah pempuan.

Anak pertama bernama Walangsungsang, anak kedua bernama Rara Santang dan anak ketiga bernama Kian Santang.

Dari ketiga anak Prabu Siliwangi, salahsatunya yaitu Rara Santang kelak akan melahirkan Raja-Raja di Nusantara.

Baca Juga: Panembahan Ratu Keturunan Sunan Gunung Jati Taklukan Mataram Hingga Pangeran Purbaya Terbunuh

Rara Santang, diperkirakan lahir pada sekitar tahun 1427 masehi.

Sejak kecil, Rara Santang anak kedua Prabu Siliwangi sudah memeluk agama Islam mengikuti agama ibundanya, Nyai Subang Larang

Dewi Rara Santang, kakak dari Kian Santang menghabiskan masa kecilnya di Istana Galuh Kawali.

Setelah ayahnya diangkat menjadi Raja Seluruh Tanah Sunda kemudian hijrah ke Istana baru Kerajaan Pajajaran di Pakuan.

Baca Juga: Pengembaraan Pendekar Berambut Panjang Syekh Magelung Sakti Mencari Guru Mursid Sunan Gunung Jati

Istana baru tersebut dikenal dalam sejarah dengan nama Istana Sang Bhima Narayan.

Seperti kabar yang beredar, pada masa kelahiran Rara Santang, sang Prabu Gung Binetoro Raja Siliwangi bersabda yang disertai petir menggelegar , gemuruh guntur dan badai.

“Kelak putri keduaku ini, akan menjadi Ibunda dari berbagai Raja-raja besar di Nusantara. Dengan itu aku beri nama dia Rara Santang” Sabda Prabu Siliwangi.

Setelah ibundanya, Nyai Subang Larang wafat, Dewi Rara Santang memilih keluar Istana bersama kakak kandungnya Pangeran Walangsungsang.

Baca Juga: Deretan Istri Sunan Gunung Jati, Temani Dakwah Islam Hingga Menikahi Putri Kaisar Tiongkok Putri Ong Tien Nio

Selama dalam pengembaraan Pangeran Walangsungsang mengganti namanya sebagai Cakrabuana untuk menutupi identitasnya dalam mengembara dari tempat satu ke tempat lainnya guna belajar agama Islam.

Dewi Rara Santang pada sekitar tahun 1443 M menjalankan ibadah haji bersama kakaknya, ke tanah suci.

Mereka berdua berguru di Bukit Amparan Jati Makkah kepada Syekh Nur Jati selama 3 (tiga) tahun dan mendirikan Pedukuhan di Kebon Pasir.

Di sana Dewi Rara Santang dinikahi oleh penguasa Mesir dan Palestina bernama Sultan Bani Israil atau Sultan Mahmud atau Sultan Hud.

Baca Juga: Keberadaan Orang Seperti Ini di Rumah Menjadi Sumber Keberkahan, Buya Yahya: Dia Seperti Magnet

Setelah menikah beliau diubah namanya menjadi Syarifah Muda’im. Sedang Raden Walang Sungsang diganti namanya kembali menjadi Haji Abdullah Iman.

Kisah perkawinan Dewi Rara Santang tersebut, tertulis dalam naskah Mertasinga Pupuh I-05 sampai dengan II.04.

Dikisahkan bahwa di Negeri Banisrail, istri Sultan Hud meninggal Dunia. Tidak lama kemudian Sultan pun mengirim utusan keseluruh pelosok negeri untuk mencari penggantinya, mencari seorang puteri yang setara dengan yang telah tiada.

Utusan itu melakukan pencarian hingga akhirnya mereka berjumpa dengan kakak beradik yang tengah menunaikan haji dari Negara Pajajaran.

Baca Juga: Liverpool Susah Payah Kalahkan Chelsea di Final Piala FA 2022, Drama Adu Penalti Akhiri Laga

Pangeran Cakrabuana dan adiknya Dewi Rara Santang, yang konon kecantikannya mirip bahkan melebihi mendiang Istri Sultan Hud.

Pangeran Cakrabuana menyampaikan bahwa mereka berdua merupakan kakak beradik.

Sehingga kemudian sang utusan membawa keduanya kepada tuannya untuk dipertemukan dengan Sultan Hud untuk dipinang.

Singkat cerita, Rara Santang pun kemudian bersedia dinikahi oleh Sultan Hud dengan syarat-syarat khusus. Sultan Hud kemudian menyanggupi syarat-syarat yang di ajukan Dewi Rara Santang.

Baca Juga: Chelsea vs Liverpool Adu Penalti di Final Piala FA 2022, hingga Babak Tambahan Waktu Berakhir Skor Masih 0-0

Syarat-syarat tersebut adalah bahwa kelak jika dari hasil perkawinan keduanya mempunyai seorang anak pertama laki-laki, maka anak tersebut harus direlakan untuk mensyiarkan Islam di tanah kelahiran Ibundanya yaitu di tatar Pasundan.

Selain itu, Dewi Rara Santang juga menginginkan agar janji kesanggupan Sultan Hud di ikrarkan di bukit Tursnia (Palestina).

Sang Sultan menyanggupinya dan ikrar janji tersebut kemudian dilaksanakan di bukit Tursina . Disaksikan oleh Pangeran Cakrabuana akhirnya keduanya menikah.

Singkat cerita, pernikahan Dewi Rara Santang dengan Sultan Hud dikarunia dua anak laki-laki, anak pertama diberi nama Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang belakangan menjadi Raja di Cirebon sementara anak keduanya diberi nama Syarif Nurullah.

Baca Juga: Link Live Streaming dan Prediksi Race MotoGP Prancis 2022: Pembalap Mana yang Bakal Juara?

Menurut Naskah Mertasinga, dimasa tuanya, setelah suaminya Sultan Hud wafat, Dewi Rara Santang dijemput anaknya Syarif Hidayatullah untuk diajak pulang ke Cirebon. Dewi Rara Santang wafat dan dimakamkan di Cirebon.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler