Amerika Serikat dan Indonesia Bermitra dalam Penerapan Jaringan Generasi Berikutnya

- 23 Februari 2024, 16:52 WIB
Kedubes Amerika Serikat.
Kedubes Amerika Serikat. /Foto: FB US Embassy - Jakarta

PORTAL MAJALENGKA - Hari ini, Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) mengumumkan pemberian hibah kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia untuk studi kelayakan guna mendukung penerapan teknologi jaringan akses radio terbuka (Open RAN).

Hal tersebut bertujuan dalam menyediakan layanan konektivitas nirkabel seluler ke sejumlah 1.621 desa yang belum terlayani di Indonesia. Kominfo telah memilih asosiasi industri Open RAN Telecom Infra Project, Inc. (TIP) untuk melakukan penelitian ini.

“Kemitraan kami dengan Kominfo akan membantu memajukan tujuan akses universal dan kepemimpinan Indonesia dalam penerapan teknologi jaringan generasi berikutnya,” kata Direktur USTDA Enoh T. Ebong.

Baca Juga: Perkuat Keterbukaan Informasi Publik, Pemkab Majalengka Gandeng KIP Jawa Barat

Proyek ini akan semakin mendorong model pembiayaan sektor swasta untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur digital Indonesia dan menciptakan peluang baru bagi perusahaan-perusahaan AS dan mitra teknologi terpercaya untuk menawarkan solusi di salah satu pasar telekomunikasi terbesar di dunia.

Beberapa penyedia teknologi AS berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menyumbangkan peralatan dan keahlian teknis, termasuk produsen peralatan akses Mavenir (Richardson, TX) dan Parallel Wireless (Nashua, NH), dan integrator sistem IBM (Armonk, NY) dan KCCTech (Walnut Creek, CA).

Dengan pendanaan dari Kemitraan Konektivitas Digital dan Keamanan Siber, studi ini akan menilai kelayakan komersial dan teknis penerapan teknologi Open RAN untuk menyediakan konektivitas nirkabel seluler untuk desa-desa yang belum terlayani di Indonesia.

Baca Juga: BMKG Ungkap Akan Terjadi Puting Beliung Hingga Akhir Februari, 25 Daerah Ini Harus Waspada!

Studi ini akan mencakup uji coba lapangan terhadap teknologi Open RAN yang akan memberikan data yang diperlukan untuk menginformasikan model bisnis dan keputusan investasi untuk penerapannya.

Kegiatan ini juga akan mencakup sesi lokakarya peningkatan kapasitas dan pelatihan untuk membina pemangku kepentingan sektor publik dan swasta mengenai aspek teknis penerapan Open RAN.

“Saya menyambut baik kerjasama antara Kominfo, USTDA, dan TIP dalam melakukan studi kelayakan terkait pengembangan infrastruktur Open RAN untuk meningkatkan konektivitas di desa-desa terpencil di seluruh Indonesia,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Peralatan Pos dan Informasi, Kominfo, Dr. Ir. Ismail MT.

Baca Juga: Pemkab Majalengka dan Bulog Meluncurkan Pasar Murah untuk Menekan Harga Pangan

Kerjasama ini merupakan langkah signifikan dalam menjembatani kesenjangan digital dan mencapai tujuan nasional untuk akses universal. Dengan memanfaatkan fleksibilitas dan efisiensi biaya Open RAN.

"Kami dapat menghubungkan masyarakat di daerah terpencil dan membuka potensi ekonomi mereka. Saya berharap implementasi Open RAN di Indonesia juga dapat membawa peluang bagi industri lokal untuk berpartisipasi dalam pengembangan Open RAN dan operator seluler untuk membangun jaringan lebih efisien,” ujarnya.

Komunitas TIP sangat senang dapat bermitra dengan USTDA dan pemerintah Indonesia untuk menentukan kelayakan dari pengimplementasian makro 4G Open RAN di Indonesia bagian pedalaman,” kata Direktur Eksekutif TIP Kristian Toivo.

Baca Juga: Jika Penuhi Syarat, Jokowi Bisa Dimakzulkan Melalui Hak Angket DPR

“Studi ini merupakan tonggak sejarah dalam program TIP selama beberapa tahun di Indonesia, dan hasilnya akan membantu membuka investasi untuk penerapan komersial teknologi Amerika Serikat dan teknologi tepercaya lainnya di lebih dari 1.600 lokasi di daerah terpencil di negara ini. TIP dan pemerintah AS dan Indonesia mengambil langkah kolaboratif yang inovatif yang akan mendorong tercapainya tujuan inklusi digital nasional Indonesia dan menjadi contoh bagi negara-negara lain,” ujarnya.

Open RAN menawarkan beberapa keuntungan untuk negara kepulauan dan daerah pedesaan di mana infrastruktur komunikasi tradisional mungkin kurang atau terbatas.

Manfaat-manfaat ini dapat mencakup biaya implementasi dan operasional yang lebih rendah, skalabilitas dan otomatisasi yang lebih besar, diversifikasi dan persaingan yang lebih besar di antara pemasok teknologi, peningkatan efisiensi energi, dan pengurangan dampak lingkungan dari infrastruktur telekomunikasi, serta momentum menuju penyebaran 5G.

Baca Juga: Jelang Ramadhan Pemerintah Pastikan Ketersediaan Stok Beras Bulog Terpenuhi, untuk Premium Sulit dan Mahal

Dukungan USTDA untuk proyek ini memajukan Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (Parnership for Global Infrastructure and Investment atau PGII) dan Kerangka Ekonomi untuk Indo-Pasifik untuk Kemakmuran Bersama (Indo Pacific-Economic Framework atau IPEF) , dengan tujuan mengembangkan, memperluas, dan menerapkan infrastruktur digital yang aman untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memfasilitasi masyarakat digital terbuka.***

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x