Sandiaga Uno Sebut Tak Perlu Takut Embargo Amerika: Paling Kita Tidak Bisa Makan McDonald's

- 21 Agustus 2022, 23:31 WIB
Sandiaga Uno Sebut Tak Perlu Takut Embargo Amerika: Paling Kita Tidak Bisa Makan McDonald's
Sandiaga Uno Sebut Tak Perlu Takut Embargo Amerika: Paling Kita Tidak Bisa Makan McDonald's /Instagram.com/@sandiuno

PORTAL MAJALENGKA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, dalam situasi perang dengan Ukraina, Rusia diuntungkan.

Karena menurut Sandiaga Uno, Rusia mampu menjual minyak bumi di bawah harga pasaran, dengan keuntungan 6 miliar dollar per hari.

Sementara biaya perang yang dikeluarkan Rusia hanya membutuhkan 1 miliar dollar per hari. Sehingga prediksi Sandiaga Uno, perang Rusia vs Ukraina bakal terjadi lama.

Baca Juga: Perang Rusia vs Ukraina Bakal Terjadi Lama, Sandiaga Uno Ungkap Ini Penyebabnya

Minyak Rusia saat ini sedang ditawar-tawarkan ke sejunlah negara termasuk Indonesia. Harga minyak Rusia di bawah harga pasasaran internasional dengan diskon 30 persen.

Hal itu menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengambil sikap. Sementara India sudah mengambil tawaran minyak Rusia tersebut.

Menurut Sandiaga, Jokowi juga menangkap peluang untuk mengambil minyak Rusia tersebut. Hanya saja sebagian ada yang khawatir Amerika akan melakukan embargo.

Baca Juga: Update Klasemen Sementara MotoGP 2022 Usai MotoGP Austria, Fabio Quartararo Masih Kokoh di Puncak

Sandiaga mengakui, Amerika bisa mengancam dengan mematikan Swift setiap pengiriman dollar Amerika. Jika terjadi, maka Indonesia tidak bisa mengirim dollar Amerika.

Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri. Namun menurut Sandiaga Uno, tidak perlu takut dengan embargo Amerika.

"Palingan kalau diembargo kita tidak bisa makan McDonald's kan? Biarin kita makan Babi Rafi lah," celetuk Sandi, disambut tawa penonton.

Baca Juga: Hasil Race MotoGP Austria 2022: Francesco Bagnaia Juara, Fabio Quartararo Tampil Menawan

Sandi mengatakan, dalam situasi sulit saat ini, pentingnya bersikap bijak. Menurutnya Indonesia tidak perlu tegas pro terhadap salah satu negara. Melainkan justru harus pandai mengambil peluang dengan kalkulasi yang matang.

Terlebih, Rusia menawarkan sistem pembayaran menggunakan mata uang Rubel.

"Kata Rusia, nggak usah takut. Bayarnya pakai Rubel saja. Tuker rupiah ke Rubel gitu. Nah ini yang teman-teman di sektor keuangan lagi ngitung-ngitung," ujarnya.

Baca Juga: Kisah Rekannya Mimpi Gus Dur Membuat Pil KB, Ternyata Ini Maksudnya

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tak lepas dari penyebab perang antara Rusia dan Ukraina. Sehingga menciptkan multiplier effect negatif dengan meningkatnya inflasi.

Seperti diketahui, perang antara Rusia dan Ukraina yang diawali operasi militer khusus Moskow pada 24 Februari 2022 masih berlangsung hingga saat ini.

Memasuki hari ke-178, konflik di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia bahkan terus berlanjut. ***

Editor: Husain Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x