Pesawat F-35 Milik Inggris Jatuh di Mediterania, Sekutu Hindari Rusia Ketahui Rahasia Teknologi

- 18 November 2021, 13:00 WIB
 Jet tempur F-35B lepas landas di HMS Queen Elizabeth. Pesawat F-35 milik Inggris itu jatuh di Mediterania
Jet tempur F-35B lepas landas di HMS Queen Elizabeth. Pesawat F-35 milik Inggris itu jatuh di Mediterania /LPhot Luke/Royal Navy

PORTAL MAJALENGKA - Kapal selam Inggris mencari pesawat F-35 B Lightning senilai Rp1,9 triliun, yang jatuh dengan teknologi rahasia dari dasar Mediterania.

Seorang pilot RAF Inggris terpaksa melontarkan diri dari F-35 B Lightning, saat jatuh ke laut setelah lepas landas dalam latihan rutin dari kapal induk HMS Queen Elizabeth.

Pesawat F-35 B Lightning salah satu dari delapan jet cepat Inggris. Dengan terjun ke perairan internasional, kecelakaan itu memicu perebutan menemukan jet generasi berikutnya dari dasar laut sebelum dijangkau Rusia.

Diperkirakan ini adalah pertama kalinya F35-B jatuh di area seperti itu. Teknologi di pesawat rancangan AS, termasuk radar dan sensor rahasia sangat sensitif karena memungkinkan F-35 terbang “tak terlihat” di wilayah musuh dengan kecepatan supersonik.

Baca Juga: Rusia Hancurkan Satelit Tselina-D, Amerika Serikat Perintahkan Astronot NASA Berlindung

Namun kemungkinan besar mata-mata China sudah mengetahui. Pesawat itu ditemukan Rabu 17 November 2021 sore, dan lokasi di dasar laut akan diawaki tim keamanan selam Anglo-AS sampai jet diangkat ke permukaan.

Operasi itu, yang diselimuti kerahasiaan, dipahami melibatkan penyelam dan kapal selam mini. Sebagai jet paling canggih dan mahal di Inggris, single-seater dapat mendarat secara vertikal dan hanya membutuhkan landasan pacu yang pendek untuk lepas landas.

Ini adalah pesawat Inggris pertama yang hilang dan insiden itu kecelakaan pertama armada F-35B RAF dan untuk kapal induk senilai Rp57,8 triliun yang meninggalkan Inggris tujuh bulan lalu.

Kecelakaan minggu ini menimbulkan pertanyaan baru tentang F-35B, 24 di antaranya dimiliki Inggris saat ini.

Baca Juga: Kemenhub Ungkap Detik-Detik Jatuhnya Pesawat Cessna C 208 di Papua

Inggris akan membeli 138 jet tempur dari raksasa penerbangan Amerika Lockheed Martin seharga Rp175,4 triliun di tahun-tahun mendatang, 48 di antaranya diharapkan dikirim tahun 2025.

Pejabat AS mengatakan kepada USNI News, tahun 2018 seorang pilot F-35 AS terpaksa keluar dari udara setelah jet tempur itu jatuh di Carolina Selatan selama latihan. Tahun lalu, pesawat F-35B juga jatuh di dekat Naval Air Facility El Centro di California setelah menabrak KC-130J.

Pensiunan Laksamana Muda Chris Parry mengatakan, meskipun penyelidikan akan menentukan penyebab pasti kecelakaan itu, tampaknya kecelakaan itu terjadi karena kerusakan mesin.

Terlepas dari catatan keamanan F-35B yang baik, tidak dapat dihindari beberapa pesawat berperforma tinggi ini yang beroperasi di lingkungan maritim akan hilang pada tahap tertentu.

Baca Juga: Konflik Rusia – Ukraina Memanas, Uni Eropa dan Amerika Serikat Peringatkan Vladimir Putin

Kementerian Pertahanan bersikeras tidak ada tindakan musuh yang terlibat dalam kecelakaan itu. Penyelidikan difokuskan pada kesalahan teknis atau manusia.

Pilot yang menderita luka ringan, diketahui telah diselamatkan dengan helikopter. Keluarga pilot diberitahu tentang kecelakaan itu sebelum kepala militer merilis pernyataan kemarin sore tentang insiden itu.

Pangeran Charles akan mengunjungi kapal induk itu sebagai bagian dari tur kerajaan ke Mesir. Lightning digambarkan oleh RAF sebagai pesawat tempur generasi kelima yang mampu melakukan serangan udara ke permukaan dan peperangan elektronik.

“Pilot telah dikembalikan dengan selamat ke kapal dan penyelidikan telah dimulai, jadi tidak pantas untuk berkomentar lebih lanjut saat ini. Tidak ada kapal atau pesawat lain yang terlibat,” ujar juru bicara Angkatan Laut Inggris.

Baca Juga: Rusia Tumpuk Senjata di Perbatasan Ukraina, Amerika Serikat Ingatkan Sekutu Kemungkinan Invasi Militer

Ada juga kekhawatiran bahwa sistem perangkat lunak pesawat rentan terhadap serangan siber dan tidak dapat diuji secara independen oleh Inggris.

Broadband yang lemah pada kapal induk utama HMS Queen Elizabeth juga menghambat kemampuan jet tersebut. Meskipun biaya F-35 menjadi fokus perhatian, ada juga laporan memalukan tentang kekurangan operasional yang muncul dari Amerika Serikat.

Dalam pertempuran udara tiruan pada tahun 2015, pesawat canggih itu dikalahkan generasi tua F-16, sebuah pesawat yang dirancang tahun 1970-an.

Pada tahun 2020 tes Pentagon menemukan 276 kesalahan berbeda dalam sistem tempur jet. Mereka termasuk meriam 25mm yang bergetar berlebihan dan masalah dengan helm “virtual reality” pesawat.

Korps Marinir, yang juga mengoperasikan model F-35B yang sama dengan yang dibeli Inggris, terpaksa mengandangkan pesawatnya setelah ditemukan cacat pada sistem komputer. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: dailymail.co.uk


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x