Rusia Tumpuk Senjata di Perbatasan Ukraina, Amerika Serikat Ingatkan Sekutu Kemungkinan Invasi Militer

- 14 November 2021, 10:45 WIB
Para migran berkumpul di kamp dekat perbatasan Belarusia-Polandia. Rusia menumpuk senjata di perbatasan Ukraina dan Amerika Serikat khawatir invasi militer
Para migran berkumpul di kamp dekat perbatasan Belarusia-Polandia. Rusia menumpuk senjata di perbatasan Ukraina dan Amerika Serikat khawatir invasi militer /Leonid Scheglov/BelTA/Handout via REUTERS

Operasi Pasukan Gabungan Ukraina, pasukan militer yang dibentuk pada 2018 untuk membela negara dalam konflik yang sedang berlangsung di wilayah Donbas, menuduh Rusia melanggar perjanjian gencatan senjata lima kali selama periode 24 jam.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting ke Facebook, JFO menuduh Rusia melakukan agresi bersenjata, meskipun Kremlin secara konsisten membantah terlibat dalam konflik tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Putin dengan sengaja merekayasa krisis gas dan mendesak Eropa Barat untuk bertindak cepat dengan hukuman.

“Saya akan merekomendasikan kepemimpinan Polandia, Lituania dan orang-orang berkepala kosong lainnya untuk berpikir sebelum berbicara,” katanya.

Baca Juga: Tolak Tawaran Dialog Amerika Serikat, Korea Utara Diduga Uji Coba Rudal Balistik

Di antara negara-negara yang bersumpah akan memberikan sanksi atas konflik tersebut adalah negara-negara anggota NATO dan Uni Eropa, serta AS.

Rusia juga dituduh meningkatkan krisis, dan Uni Eropa dilaporkan dalam pembicaraan untuk menargetkan maskapai penerbangan nasional Aeroflot sebagai bagian dari paket sanksi baru.

Kremlin mengatakan pada hari Kamis bahwa Rusia tidak ada hubungannya dengan krisis migran di perbatasan Belarus-Polandia dan menolak saran itu sebagai “gila”.

Rusia malah menyalahkan Uni Eropa, mengklaim badan internasional itu mencoba untuk “mencekik” Belarus.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Belarusia Vladimir Makei, bahwa dia berharap orang Eropa yang bertanggung jawab akan “tidak membiarkan diri mereka ditarik ke dalam spiral yang cukup berbahaya”. *

Halaman:

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: dailymail.co.uk


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah