Amerika Serikat dan Indonesia Rayakan Kerja Sama “Kota Bersih, Laut Biru” untuk Menurunkan Polusi Plastik

19 April 2024, 14:00 WIB
Direktur USAID Indonesia Jeef Cohen, Koordinator air minum dan sanitasi di Kementerian PPN/Bappenas Nur Aisyah Nasution, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste Rut Kruger Giverin, dan Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dalam kegiatan Upacara Penutupan USAID Clean Cities. /Pikiran Rakyat/Portal Majalengka/

PORTAL MAJALENGKA - Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) berhasil menyelesaikan program Clean Cities, Blue Ocean (USAID CCBO) di Indonesia, yang dilaksanakan melalui kemitraan erat dengan pemerintah pusat dan daerah.

USAID CCBO adalah program unggulan global USAID yang berada di bawah Inisiatif Save Our Seas untuk mengatasi polusi plastik di laut di wilayah perkotaan yang berkembang dengan sangat pesat.

Sejak program ini diluncurkan di Indonesia pada bulan Juni 2021, USAID dan para mitra mengelola lebih dari 17.900 metrik ton sampah kota dengan cara yang aman dan mencegah lebih dari 7.680 metrik ton plastik (setara dengan lebih dari setengah miliar botol plastik) menyebar ke lingkungan sekitar.

Baca Juga: Universitas Majalengka Bangun Kerjasama Dengan Lembaga Luar Negeri di Berbagai Bidang

Dalam sambutan pembukaannya pada Upacara Penutupan program USAID CCBO tanggal 17 April untuk merayakan hasil luar biasa yang dicapai dalam kemitraan bilateral ini.

Direktur USAID Jeff Cohen menyampaikan bahwa tahun ini menandai peringatan 75 tahun hubungan Amerika Serikat dan Indonesia.

“Kerja sama antara Amerika Serikat, melalui USAID, dengan Pemerintah Indonesia serta Kota Semarang, Makassar, dan Ambon untuk memperkuat pengelolaan sampah dapat menjadikan kota-kota di Indonesia lebih layak huni, menurunkan polusi plastik di laut di Indonesia, dan dan membantu melestarikan keindahan alam Indonesia untuk generasi mendatang,” demikian kata Cohen.

Baca Juga: Selain Cepot, Siapa Lagi Tokoh Wayang Golek Sunda yang Miliki Muka Warna Merah?

USAID bekerja sama dengan mitra lokal dan juga para ahli internasional untuk menerapkan dan menguji pendekatan lokal yang relevan dan berkelanjutan di kota Semarang, Makassar, dan Ambon untuk menurunkan sampah plastik yang hanyut ke laut.

Pendekatan-pendekatan ini dapat digunakan bersama, diperluas, dan disesuaikan menurut kebutuhan masyarakat, sektor publik dan swasta, serta rantai nilai persampahan di seluruh dunia.

Sebagai hasil dari dukungan program dan kemitraan dengan pemerintah daerah, organisasi, dan dunia usaha, hampir 3,6 juta orang kini memperoleh manfaat dari layanan dan program pengelolaan sampah yang lebih baik.

Baca Juga: HASIL AKHIR Indonesia vs Australia di Piala Asia U-23 2024, Aksi Penyelamatan Ernando Ari dan Gol Komang Teguh

Untuk memperkuat dampak program ini, lebih dari 3,7 juta dolar AS dalam bentuk investasi publik dan swasta dimanfaatkan untuk memajukan sistem pengelolaan sampah di daerah.

USAID juga mendukung usulan delapan kebijakan publik terkait pengelolaan sampah dan memberikan bantuan teknis untuk meningkatkan kapasitas 124 entitas.

“Pemerintah Indonesia menyampaikan terima kasih kami kepada USAID atas dukungan penting dalam meningkatkan sistem pengelolaan sampah seiring kemajuan kita dalam mencapai sasaran tahun 2025 yaitu menurunkan sampah plastik dan sampah laut lainnya sebesar 70 persen,” kata Nur Aisyah Nasution.

Baca Juga: Timnas Indonesia Hajar Australia di Babak Pertama Piala Asia U-23 2024, Satu Gol dari Komang Teguh untuk Garud

Koordinator Nasional Bidang Air Minum dan Sanitasi Kementerian PPN/Bappenas. “Kami berharap memperluas pendekatan program yang kami uji di tingkat nasional, memberdayakan lebih banyak perempuan yang bekerja di sektor persampahan, mengintegrasikan perubahan sosial dan perilaku dalam sanitasi total berbasis masyarakat (STBM Pilar 4), dan menerapkan rencana pengelolaan sampah yang kami kembangkan di tingkat kota.”

USAID memberikan hibah lebih dari 3 juta dolar AS kepada berbagai organisasi lokal untuk melakukan uji coba solusi menghentikan sampah plastik agar tidak hanyut ke laut.

Organisasi-organisasi tersebut antara lain Yayasan Kesejahteraan Keluarga Soegijapranata (YKKS), Bina Karta Lestari, Million Limbah Ambon, Prevented Ocean Plastic Indonesia, Rebricks, Waste4Change, Yayasan Lestari Mulia, Green Moluccas, dan SystemIQ.

Baca Juga: 7 Langkah Perawatan Baterai Motor Listrik Agar Terus Bekerja Optimal dan Miliki Usia Pakai Panjang

Dengan dukungan USAID, berbagai organisasi tersebut membangun kapasitas masyarakat untuk mengelola tempat pengumpulan sampah, meningkatkan target pasar daur ulang, meningkatkan infrastruktur daur ulang di masyarakat, meningkatkan partisipasi pemerintah daerah, dan memberdayakan perempuan yang berkegiatan di sektor sampah.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler