Mahfud MD Ungkap Penasihat Saber Pungli Alami Pemerasan dan Pungutan Liar, Begini Ujungnya

18 September 2021, 17:55 WIB
Mahfud MD Ungkap Penasihat Saber Pungli Alami Pemerasan dan Pungutan Liar. /Dok. Kemenko Polhukam /polkam.go.id/

PORTAL MAJAKENGKA - Menkopolhukam Mahfud MD mengungkapkan kejadian tak menyenangkan menimpa penasihat Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli), Imam Prasodjo.

Menurut Mahfud MD, sosiolog itu diteror pungutan liar (pungli) oleh preman di Sukamakmur, Bogor.

Peristiwa itu terjadi saat Imam Prasodjo memagari sebidang tanah milik pribadinya yang dibeli secara sah. Upayanya melindungi asetnya itu justru berbuntut pemalakan yang dilakukan preman.

Baca Juga: Masih Perlukah Satgas Saber Pungli? Ini Kata Mahfud MD

"Penasihat Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) Imam Prasodjo yang memagari tanahnya yang sudah dibeli secara sah dan ada Sertifikat Hak Milik (SHM) diperas dan dipungli oleh preman dan oknum di Sukamakmur Bogor," kata Mahfud di akun twiternya @mohmahfufmd, Sabtu 18 September 2021.

Beruntung pemerasan itu tak berujung kekerasan fisik. Apalagi, profesor yang dikenal sebagai pengamat sosial itu menolak memberikan sejumlah uang yang dimintai oknum preman tersebut.

Kasus yang dialami itu langsung dilaporkan kepada polisi. "Petugas Saber Pungli kok akan dipungli, ya langsung lapor untuk diusut," katanya.

Baca Juga: Humas Polri Ingatkan Masyarakat untuk Tidak Sembarangan Sebar NIK KTP, Ini Alasannya

Cuitan Mahfud itu direspons nettizen dengan beragam keluhan pungli di daerah masing-masing. Misalnya akun @IngaBunda. Dia mengeluhkan pungli di Bekasi.

"Bekasi mah parah. Sempet buka toko makanan disana, ya allah nggak sanggup Punglinya hampir tiap hari ada aja yang minta uang apalagi Pandemi gini ya Allah jualan sepi yang mintain uang mah tetep, sampe ga sanggup baru buka toko 1.5 bulan akhirnya tutup," tulisnya.

Akun @ipkoto11 mengadukan pungli di Pelabuhan Merak. Dia bahkan meminta Mahfud MD melakukan inspeksi dadakan ke pelabuhan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera itu.

Baca Juga: Aparat Diminta Tindak Tegas Pelaku Pungli BST

"Coba lakukan sidak Pak di Pelabuhan Merak - Bakauheuni. Surat vaksin tak berlaku. Tetap harus rapid antigen. Kata penjaga/oknum pelabuhan atau bayar uang lewat Rp100 ribu. Jika kita mau rapit antigenya tidak dilakukan tapi harus bayar uang Rp100 ribu. Begitulah kabar yang terdengar," katanya.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Twitter @MahfudMD

Tags

Terkini

Terpopuler