Tentu saja Abu Nawas menolaknya. Setelah orang-orang itu pulang, Abu Nawas terus saja berpikir siapa yang memfitnah dirinya menjadi dukun. Ia mondar-mandir mencari akal untuk menjebak orang yang telah memfitnahnya.
"Akan kuberi pelajaran. Barang siapa yang menggali lubang, dia sendiri yang akan terperosok ke dalamnya," kata Abu Nawas dalam hati.
Dari hari ke hari, Abu Nawas makin terkenal menjadi dukun. Ia selalu dikunjungi banyak orang. Orang-orang yang datang selalu memberi uang padanya.
Tentu saja Abu Nawas menolak sambil mengatakan bahwa bahwa ia selalu mendapat uang sekeranjang setiap harinya.
Hamba sekarang kaya raya melebihi raja! Bayangkan, sekeranjang uang emas hamba dapatkan dari pekerjaan hanya menjadi dukun," kata Abu Nawas kepada setiap orang yang dijumpainya.
Baca Juga: Pangeran Pemanah Rasa, Sosok Sakti Kakek Sunan Gunung Jati yang Hobi Berkelana
Perihal Abu Nawas mendapat sekeranjang emas setiap harinya sampai juga ke telinga Abudahi. Hatinya makin panas.
"Kurang ajar! Maksudku memfitnah Abu Nawas agar dijauhi rakyat dan Baginda Raja, malah menjadi kaya," geram Abudahi dalam hati. Lalu, timbullah pikiran liciknya.
"Aku juga bisa melakukannya. Kekayaannya akan kuambil alih," katanya pula. Kemudian, ia memerintahkan orang-orangnya untuk keluar masuk kampung guna menyampaikan kabar bahwa Abudahi menjadi dukun hebat.