Kaulah, ibu, laut dan langit
yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu
(Tuhan, aku bersaksi ibuku telah melaksanakan amanat-Mu, menyampaikan kasih sayang-Mu
maka kasihilah ibuku seperti Kau mengasihi kekasih-kekasih-Mu Amin)
Baca Juga: Bruno Cantanhede Bisa Gagal Gabung Bersama Persib Bandung, Ini Alasannya
IBU
Karya D Zawawi Imron
Kalau saya merantau kemudian tiba demam isu kemarau
Sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
Hanya mata air airmatamu, ibu, yang tetap lancar mengalir
Bila saya merantau
Sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanmu
Di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
Lantaran hutang padamu tak kuasa kubayar
Ibu yakni gua pertapaanku
Dan ibulah yang meletakkan saya di sini
Saat bunga kembang menyemerbak basi sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
Aku mengangguk meskipun kurang mengerti
Bila kasihmu mirip samudera
Sempit lautan teduh tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
Lokan-lokan, mutiara dan kembang bahari semua bagiku
Kalau saya ikut ujian kemudian ditanya wacana pahlawan
Namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
Lantaran saya tahu engkau ibu dan saya anakmu